KEMANA ARAH CINTAKU??
Karya Syahdan Asmara
“Ben, kamu yakin gak pulang liburan besok?”
“Kayaknya gak deh mbak, aku lagi banyak tugas di sekolah, trus udah mau liburan sama temen kebali, emang kenapa mbak?”
“ya kan katanya riska mau liburan di jawa tahun ini “
“ah, yang bener mbak? Aduh.. kenapa gak bilang dri kemaren kemaren sih!”
“ya mana mbak tau ben, aku juga baru dikasih tau kemaren ama dia, mau bikin surprise kali buat kamu”
“ah mana mugkin, emang aku siapanya?, dia juga belu tau kalau aku suka samaa dia”
“tapi kalau mbak lihat lihat dulu waktu kamu ngajak dia maen kerumah, kayaknya dia juga ada rasa tuh sama kamu ben”
“itu kan dulu mbak, tapi samai sekarang pun aku masih belum berani ngungkapin perasaanku ke dia mbak,lagian juga aku kan gak tau dia udah unya seseorang apa belum di kalimantan”
“nah itu tuh kurangnya kamu ben, padahal menurut mbak kamu tuh udah sempurna, tampang oke, penampilan juga keren tapi sayang kamu gak beranian kalau masalah ngungkapin perasaan. “
“udahlah mbak gak usah di bahas, aku jadi tambah pusing kalau gini”
“ya udah,sorii”
“udah dulu ya mbak jam istirahatnya udah hampir habis, aku belum makan”
“iya deh, cepet makan sana, daa ben sayang”
“daa”
|
Kemana Arah Cintaku?? |
Kumatikan hp ku, jarang jarang mbakku mau telepon kalau gak ada yang penting, dan kali ini memang penting bagiku. Riska, gadis yang ku suka semenja aku SMP ketika dulu aku masih satu sekolah dengan dia di jawa tengah. Memang sejak lulus SMP dia ikut orang tuanya kekalimantan. Dan semenjak itu aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Dan sekarang, begitu ada kesempatan bertemu dengannya aku yang malah tak bisa pulang kejawa tengah, sekarang aku sekolah di jawa timur,- daerah banyuwangi tepatnya- di karenakan banyaknya tugas di sekolah yang membuatku mengisi liburan dengan tugas tugas yang menumpuk, lagi pula aku tak enak hati membatalkan rencanaku liburan bersama teman teman. Saat nanti aku pulang pada saat libur hari raya sudah dipastikan riska sudah kembali ke kalimantan.
“Heh, kok bengong” Dina mengagetkanku.
”oh kamu din, bikin kaget saja kamu”
“udah makan belum? Makan yuk !” ajak dina sambil menyeret tanganku tanpa menunggu jawabanku.
Waktu dikantin pun aku tak begitu nafsu makan.wajah riska kembali lekat dalam ingatanku. Aku sendiri bingung harus bagaimana, sebenarnya ini kesempatanku brtemu dengannya. Aku sangat merindukannya.
”Ben, dari tadi kok bengong mulu sih, ada apa? Cerita dong.” Dina kembali membuyarkan lamunanku.
”oh, gak papa kok din, ayo makan dulu, jam istirahatnya udah hampir habis.
“hmmm…” Dina mengangguk sambil mengunyah makanan dimulutnya.
***
Setelah pembagian raport selesai,liburan pun tiba.suatu hal yang palin di tunggu tunggu bagi para pelajar tentunya. Mereka dapat berleha leha setelah satu semester penuh mereka dipenuhi aktifitas aktifitas yang melelahkan. Aku pun begitu, segera saja tugas tugas yang masih belu terselesaikan ku kerjakan semuanya, setelahnya berlibur ke bali bersama teman teman. Namun dihari hariu hanya Riska yng memenuhi hari hariku. Dari dulu aku tak bisa melupakan wajah manis gadis itu.sekarang begitu ia dijawa, aku merasakan dia begitu dekat.
lihatlah luka ini, yang sakitnya abadi, masih berbalut hangat bekas pelukmu….
kudengar ringtone hp ku berbunyi, private number. Langsung saja ku angkat.
“Halo”
“Halo ben, lagi ngapain? Sibuk nggak.” Ternyata dina yang menelpon.
“Nggak ngapa-ngapain, nganggur nih, kenapa?”
“jalan yuk, aku bosen nih dirumah.”
“aduh din, aku capek banget. Kemaren juga baru datang habis liburan sama teman teman”
“yaah ben, plis! Sekali ini aja“
“sori din, aku gak bisa”
“gimana kalau aku kekosan kamu aja, boleh kan?”
“terserah deh”
“ya udah, bentar lagi aku kesitu ya, dada ben”
“ daa “
Hah, begitulah dina, ia selalu bersiap manja kepadaku. Seolah olah aku orang istimewa dalam hidupnya. Aku mengerti, sebenarnya dia suka kepadaku. Tapi sungguh, aku belum bisa benar benar melupakan Riska. Aku masih selalu penasaran pada gadis itu. Namun ya tetap saja aku tak berani engungkapkannya bila sudah di depannya. Selang seperempat jam Dina datang.
“assalamalaikum, Ben!”
“waalaikumsalam”sahutku malas sambil membuka pintu kos kosan.
”kita bicara diluar aja ya din, gak enak sama tetangga kalau kita bicara didalam”
“iya deh, asal bareng kamu, hehe” jawab Dina sambil tersenyum manis.
Sekitar seperempat jam kami berbicara. Kami sudah kehabisan topik buat di obrolin. Kami saling diam beberapa saat.
“Ben,kamu pernah keikir gak kalau ada orang yang kasih perhatian lebih disekitar kamu”
Aku terkejut. Aku paham maksudnya, tapi aku berpura pura tak mengerti. Aku hanya mengernyitkan dahi tanpa menoleh ke arah dina.
“Nggak tuh, emang ada?”
“kamu sih terlalu cuek, tapi masak sih kamu beneran gak ngrasa?” Dina semakin memancing.
“enggak.” Jawabku singkat.
“ben kamu tuh pasif banget sih,kamu tuh laki laki ben, masak sih kamu tuh gak pernah ngerasa perhatian yang selama ini udah aku kasih lebih kekamu.tapi selama ini kamu juga seolah ngasih harapan ke aku, aku binging dengan sikap kamu ben. Aku Cuma mau bilang kalau aku sayang kamu.”
Aku terpaku mendengar rentetan kalimat yang keluar dari mulut Dina yang seolah olah menghujaniku dengan peluru peluru timah panas.
“Ben, jangan diam. Tolong kasih aku kejelasan. Sudah cukup lama kamu diam dengan sikap pasifmu.”
“aku bingung Din,aku benar benar ingung dan gak tau harus gimana lagi. Aku masih mencintai seseorang.”
“Jadi selama ini kamu udah punya seseorang, lalu untuk apa selama ini kam beri aku harapan dan gak pernah bilang kalau kamu sudah punya seseorang. Tau begini aku takkan berharap lebih kekamu ben. Atau jangan jangan kamu sengaja mempermainkan aku.”
Aku tak bisa menghentikan Dina yang terlanjur nyerocos begini. Para tetangga yang lewat pun spontan menoleh ke arah kami sambil menggeleng geleng kan kepala mereka. Aku malu, kusandarkan kepalaku pada tangan yang ku tumpukan dikursi. Setelah para tetangga itu pergi, aku baru angkat bicara.
“Bukannya begitu Din, tapi..”
“Cukup ben, kamu sudah sakitin aku”
Dina berlari sambil membawa tetes tetes matanya.
“Din, tunggu ..” kataku setengah berteriak.
Aku enggan beranjak dari tempat dudukku. Aku malu jika harus mengejarnya. Aku kasihan padanya, namun sungguh benar, cintaku hanya pada Riska. Aku pun masuk kedalam kos,baru saja aku menutup pintu hp ku sudah berdering lagi.
“Halo”
“Ben,ini mbak. Waduh ben, ada kabar nggak baik nih dari riska.”
“Kabar apaan mbak?” tanyaku tak sabar.
“sekarang dia di ajak pergi jalan jalan sama Aldo, kakak sepupumu yang mirip kamu itu lo. Dan parahnya lagi kayaknya Riska mau.”
DEG!
Darahku serasa berhenti mengalir, jantung berhenti berdetak, nadi serasa berhenti berdenyut. Ada hubungan apa mereka? Aku tau riska takkan mau di ajak jalan kecuali dengan orang orang spesialnya. Ku matikan hp ku. Aku terduduk memegangi kepala sembari mengacak-ngacak rambutnya, sekarang aku benar benar terpojok oleh situasi cinta yang rumit. Begitu cepatnya masalah masalah menghantamku. Aku bertanya tanya, kemana sebenarnya arah cintaku? Entahlah, aku benar benar tak tau bagaimana aku menjalani misteri episode episode kehidupanku besok.
PROFIL PENULIS
Nama : Ahmad syahdan asmara
Ttl : Banyuwangi, 25 juli 1994
Alamat : Banyuwangi, Jawa Timur