IKRAR
Karya Riska Pergiawati
Semua berawal dari cinta,kita satukan arah dengan satu tujuan kita satukan tangan dengan satu genggaman.”itulah kata yang sering mama dengar dari ucapan papa”,segala kesetiaan,pengorbanan dan perjuangan rasanya semua telah berubah.Papa yang dulu bukanlah yang sekarang,memang benar ucap kata pepatah “habis manis sepah dibuang”atau kata anak jaman sekarang “dulu disayang sekarang ditendang”.Iya mungkin kelihatannya tak sebaik kedengarannya,kini aku telah dewasa tak mungkin rasanya kalau masih saja aku tak mengerti dengan apa yang terjadi terhadap keluargaku sendiri.Sakit rasanya mengingat semua yang telah terjadi,tak dapat dipungkiri lagi kini semuanya telah terbukti,papa yang dulu berjanji kini telah mengkhianati,papa yang dulu bersumpah kini telah berubah dan cinta yang dulu adapun kini telah tiada.
Awalnya aku tak percaya,namun setelah aku mndengar dan melihatnya kini aku telah mengerti dan memahami,jujur saat itu aku hancur dan terpukul,aku resah dan gelisah tak dapat aku pungkiri lagi kini semuanya telah terbukti.”Tuhan,kasihan mamaku aku tak percya dengan apa yang papa perbuat kali ini,kenapa papa bisa begitu tega”aku berlari dan berlari,aku menangis seorang diri,bukan hanya mama yang hancur dan terpukul,aku juga begitu sangat merasakannya.
|
Ikrar |
Aku salut dengan mama,mamaku begitu tegar dan sabar,mama selalu menyembunyikan rasa sakitnya dengan sejuta keceriaannya.Aku tahu padahal ia begitu terluka,ia tersiksa bahkan ia merana,namun canda dan tawanya membuat aku tak melihat kesedihannya,hanya matanya yang menanggung segala deritanya kini.
Tuhan ,, tunjukkan padaku apa yang bisa aku lakukan untuk mengembalikan kebahagiaan mama seutuhnya,aku tak dapat berbuat apa-apa.Walau memang ia selalu tertawa namun aku tahu sebenarnya hatinya begitu terluka.
Cerita dimasa lalu ……
Dulu keluargaku sangat harmonis,saat papa kerja ia tak pernah lupa untuk mengabari kami dirumah,papa selalu rutin pulang kerumah dua minggu sekali.Saat berada dirumahpun papa tak henti-hentinya untuk bercanda,seperti ia tak pernah kehabisan bahan candaan setiap harinya,selalu ada saja bahan candaan untuk mengocok perut kami.Papa begitu perhatian dengan kami,saat salah satu diantara kami ada yang sakit papa memaksakan diri untuk pulang kerumah walaupun sebenarnya ia sangat sibuk dengan pekerjaannya,ia nekad pulang kerumah walau hanya sekedar untuk melihat keadaan kami saja.
Namun semuanya berubah saat mama memutuskan untuk pergi keluar negeri dengan maksud untuk bekerja dan dengan tujuan untuk mendapatkan uang supaya dapat membangun rumah impian yang dicita-cintakan sedari dulu,awalnya papa setuju dengan keputusan mama bahkan papa berjanji untuk setia menunggu mama sampai mama pulang nanti,papa dan mama bekerjasama untuk saling bekerja supaya hasil daripada jerih payah mereka menghasilkan keuntungan,papa dan mama berencana untuk membangun rumah impian bersama.
Kini mama telah pergi,tak ada lagi yang memperhatikanku kini seperti dulu karna kini aku telah tinggal dirumah nenek dari papaku,aku yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) dan diumurku yang masih kecil ini aku telah mengerti betapa lelahnya bekerja ataupun dipekerjakan,aku mulai mengerti akan arti sebuah pengorbanan dan perjuangan,bisa dibilang mungkin aku telah dewasa sebelum waktunya.Saat aku menginjak umur 12th dan naik ke kelas VI,aku mulai bingung menghadapi UN tak ada yang memperhatikanku “andai mama ada disini,mungkin semuanya takkan sesulit ini”.
UN pun berlalu,setelah aku mendapatkan surat kelulusanku,aku mulai bingung kembali,kemana aku akan melanjutkan sekolahku tak ada yang menolongku,papa juga cuek-cuek aja seperti ia tak peduli dengan pendidikan anaknya.Akhirnya ku putuskan untuk melanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN),namun masih saja aku yang bergerak sendiri,aku mendaftarkan diri hanya seorang diri tak ada yang mengantarku untuk mendftarkanku,akhirnya aku meminta bantuan kepada guruku.Setelah aku diterima dan mulai menjadi siswi di MTsN itu pertama kali masuk,jujur aku tak punya satu pulpen ataupun pensil yang aku pegang,yang aku punya hanya dua buah buku sementara pelajaran diMTsN ada sekitar 20 mata pelajaran,pertama kali masuk sekolah bukannya senang dengan teman-teman yang lain tapi justru aku malah sedih,aku tak membawa alat tulis dengan lengkap bahkan uang untuk jajanpun aku tak membawanya karena memang tak ada yang memperhatikanku saat itu dan bahkan baju yang aku kenakan saat pertama kali masuk hanya sekedar baju bekas saja dengan ukuran yang begitu besar,saat aku mengenakannya rasanya seperti orang-orangan sawah karena memang ukuran badanku kecil saat itu jadi berlawanan saat aku mengenakan baju besar itu.Namun apalah daya yang bisa aku perbuat hanya derai tangisan air mata yang setiap harinya membasahi pipiku dan setia menemaniku,rasa sakit dan kekecewaan yang senantiasa menjadi kawan hidupku,tiada tempat untukku mengadu dan mencurahkan segala yang aku rasakan.
Dua tahun telah berlalu,masa-masa yang begitu sulit aku jalani kini telah tiada lagi.Namun sayang,saat-saat bahagia bersama mama hanya sekedar sesaat saja,mama pulang dengan membawa sejuta kasih sayang dan kebahagiaan namun semuanya musnah saat mama mulai mengetahui kalau papa kini telah mengkianatinya.
Saat mama mulai mengetahui semuanya,mama memutuskan untuk pergi lagi dengan maksud ingin menenangkan diri,mama pergi lagi ke negeri orang.
Aku bisa merasakan rasa sakit mama,aku benar-benar bisa merasakannya,mama pergi bukan seolah-olah mama tega meninggalkan kami (aku dan adi-adik),namun dengan rasa sakit dan kekecewaannya terhadap papa membuat mama terpaksa harus pergi lagi.Aku pikir penderitaanku kini telah berakhir,namun ternyata salah penderitaanku tak cukup sampai disini,masih bnyak halangan dan rintangan yang akan aku hadapi kedepannya,aku begitu was-was menghadapi hari-hariku tanpa mama,aku begitu takut hal-hal yang pernah terjadi padaku dahulu kan terjadi lagi.
Selama mama berada diArab Saudi,seperti yang ku duga sebelumnya,banyak sekali hal aneh yang terjadi dirumah khususnya terjadi padaku,aku sempat takut dan putus asa.Aku pikir kini tak ada yang peduli lagi terhadapku,apapun yang aku alami dan aku rasakan rasanya tak ada satupun yang menghiraukannya,disaat aku sedang hancur dan terpukulpun mereka (kelargaku) tak pernah menoleh sedikitpun kearahku.Ya sudah aku ikhlas dengan apa yang terjadi terhadapku,aku hanya bisa pasrah dan tabah menunggu kedatangan mamaku yang jauh disana.Aku sempat berpikir kalau kini papaku sudah tak peduli lagi terhadap kami,saat mama berada diarab papa jarang sekali pulang paling setahun sekali pulang hanya pada saat idul fitri saja.
Ketika mama tak ada dirumah dan pada saat itu juga papa jarang sekali pulang,begitu banyak peristiwa yang sering terjadi dirumah.Papa dan mama juga tak mengetahui hal tersebut karna memang mereka tak ada,semuanya aku sendiri yang menanggung rasanya aku telah lelah tapi apa daya ini aku hanya bisa pasrah dan bersabar atas segala ujian dan cobaan yang kini melanda hidupku.
“Ya Allah,kuatkan aku atas segala cobaan yang engkau berikan,tegarkan aku atas segala ujian yang engkau pasrahkan,lindungi aku dari segala bentuk kejahatan dan kedzoliman (aamiin)”.. doa yang sering kali terucap disetiap sujudku,aku tak tahu dan tak mengerti dengan apa yang terjadi mungkin inilah awal dari kebahagiaanku..
Seiring waktu berlalu tangis,tawa,haru,resah dan gelisah semua mulai aku alami,aku merasa tak diperhatikan lagi disini apapun yang aku alami dan aku rasakan semuanya tak peduli termasuk papaku sendiri.Sering kali musibah menerpa hidupku tapi apa papa peduli ? ternyata tidak !! saat aku berniat untuk menceritakan semuanya sama papa,,,apa jawab papa ??? papa hanya bilang “nanti ya papa sedang sibuk,nanti papa telpon lagi”.Selalu saja begitu dan begitu dan saat aku menunggu telpon darinya.. apa ?? papa tak menelponku,mungkin papa memang benar-benar tak ada waktu untukku,papa benar-benar sibuk dengan pekerjaannya.
Disitu aku mulai bingung,bimbang dan tak tentu arah,aku tak punya semangat hidup aku tak punya teman untuk saling berbagi,aku hanya bisa memendam dan memendam rasa sakit yang teramat dalam yang sering kali aku rasakan.Hanya allah teman hidupku,hanya allah sahabat karibku,hanya allah tempatku mengadu,pernah aku hilap pernah aku lupa semua itu terjadi karena kelakuan bodohku,aku terjerumus begitu saja,.aku jadi sering bermain,aku tak peduli apa kata kakekku,secara tidak langsung aku telah berubah menjadi anak nakal,aku suka poya-poya,hura-hura bahkan secara diam-diam aku sering kumpul-kumpul dengan teman perempuan ataupun laki-laki,untungnya walaupun aku jadi nakal semuanya tak membuat aku terlarut dengan melakukan hal-hal yang aneh diluar batas,aku masih memegang teguh agamaku dan menyimpan utuh imanku,hanya saja aku jadi senang bermain saat itu,hingga pada suatu malam ada kejadian yang tak mungkin aku dapat melupakannya,suatu tragedi yang pernah terjadi dalam hidupku yang membuat aku trauma dan kehilangan akal sehatku.
Suatu malam pada malam rabu sekitar jam 11 malam,aku masih ingat jelas semuanya saat itu aku dan adik-adiku telah tertidur pulas,saat itu aku terbangunkan dengan suara aneh yang aku dengar diluar dekat jendela kamarku,ketika aku terbangun aku lihat kamarku begitu gelap aku pikir pada saat itu mungkin sedang mati lampu,aku mencoba untuk tidur kembali aku menutupi semua anggota tubuhku termasuk kepala dengan selimbut yang aku kenakan malam itu,tak lama kemudian aku mendengar ada yang membuka pintu kamarku,aku begitu kaget dan dengan reflex aku mulai memanggil nama adikku “wildan…widan”karena aku pikir yang membuka pintu kamarku adalah wildan adiku,saat aku memanggil nama adiku..seseorang menumpangi tubuhku,ia menindihku dengan kasar,dia mulai menggila,ia terus mencium wajahku, saat itu aku reflex menjerit dan berteriak minta tolong,saat aku berteriak dia mulai mencekik leherku,wajahkupun ia tutupi dengan bantal..aku menangis dalam hati .
“Ya Allah kalau memang cukup umurku engkau gariskan sampai disini aku ridho,aku rela,aku ikhlas mungkin ini nasibku mungkin ini takdirku aku harus meninggalkan dunia ini dengan keadaan tidak wajar,meninggal dalam keadaan dicekik orang” ,aku mulai mengucap syahadat dan sedikit membaca ayat-ayat al-quran.
Beruntung adiku terbangun saat itu,dia mulai memanggil namaku,seseorang yang tadinya ingin mencelakaiku mulai terbangun dan iapun berlari kearah jendela.”akhirnya aku selamat,terimakasih ya allah engkau masih memberikan kesempatan untukku melangsungkan hidup”Aku selamat,ya memang aku selamat namun aku masih takut,hidupku mulai dihantui ketidaktenangan dan ketidaknyamanan.Aku kehilangan semangat hidupku,aku kehilangan keceriaanku,aku rapuh atas segalanya.ujian yang melanda hidupku sangat berat aku rasakan dan pada saat aku menceritakan semuanya kepada keluarga dari papaku mereka tak percaya dengan apa yang aku ceritakan,mereka bilang aku hanya mengada-ada saja,mereka malah memitnah aku dengan tuduhan-tuduhan yang akupun tak pernah melakukannya,mereka malah menghasud keluarga yang lainnya untuk tidak mempercayaiku,aku lelah dengan membela diriku mereka tetap saja menyalahkan aku bahkan papaku sendiri tak membela anaknya,papa malah percaya dengan ucapan dari keluarganya yang benar-benar menyakiti aku.
Saat itu aku mulai kehilangan akal sehatku,aku pikir tak ada lagi yang menyayangiku,tak ada lagi yang peduli terhadapku.Aku benar-benar terluka saat itu,aku sedih,lemah dan tak berdaya rasanya ingin sekali aku berlari dan berteriak “ya allah tolonglah aku,aku tak sanggup lagi ya allah”Kakekupun kini tak menganggap aku sebagai cucunya lagi,kakek bilang “mulai saat ini kamu bukan cucuku lagi,kamu bukan anggota keluraga kami lagi”kata-kata yang benar-benar tak sanggup aku menerimanya,aku dihina dan diejek,aku dicaci dan dimaki..apa yang harus aku lakukan kini “ya allah aku benar-benar tak sanggup,ambil nyawaku ya allah ambilah,kini aku tak berguna lagi aku tak dianggap lagi”kehadiran papa yang aku harapkanpun,papa justru tak datang mungkin kini papa benar-benar sudah tak peduli lagi.akupun berlari,ku ambil gelas dan piring,ku pecahkan semuanya ku ambil sebagian pecahannya dan ku goreskan kesekujur tubuhku dengan harapan sebuah kematian“ambil nyawaku tuhan,ambilah aku benar-benar tak sanggup lagi”darah bercucuran mengguyur tubuhku,tangan dan kaki yang memang sengaja aku melukainya tak dapat lagi aku rasakan sakit,seperti tak tersentuh oleh apapun.Lagi-lagi allah menyelamatkanku,aku selamat dari kejadian itu,sebenarnya aku tak begitu senang dengan keselamatan itu karna memang pada saat itu aku benar-benar ingin mengakhiri hidupku.
Ya mungkin allah berkehendak lain,aku yakin allah sedang merencanakan sesuatu untukku,aku harus tawaqal dalam hal ini,”ridhoi setiap langkahku ya allah,jauhkan aku dari kemunafikan dan kekufuran”..
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba juga,kini 10 bulan telah berlalu mama pulang tepat pada waktunya.Bahagia yang sangat luar biasa aku rasakan,namun sayang pada saat mama pulang papa tak datang,aku tahu mama begitu terluka dengan keadaan ini namun mama berusaha menyembunyikannya.Setelah beberapa hari kemudian papa pulang,papa seolah-olah tidak mengetahui kedatangan mama,segala perabotan rumah mulai dari lemari,TV,kasur,kursi dan perabotan lainnya semua mama yang ngatur sampai-sampai aku yang sakit dari beberapa tahun yang lalu baru kali ini aku dibawa kedokter itu juga karna mama,kalau mama tak pulang mungkin aku akan tetap seperti ini menahan rasa sakit yang memang telah lama menyengkam diriku dan hidupku,papapun tak mengetahui hal ini.
Beberapa bulan kemudian,seperti yang aku takutkan memang benar semuanya telah terjadi ternyata semakin lama papa semakin cuek,selain papa jarang sekali pulang,biaya untuk sehari-haripun tak pernah papa hiraukan sama sekali.Aku,mama dan adik-adik hanya bisa berdoa,berdoa,berdoa dan bersabar,aku tahu awal ataupun akhir ini semua pasti akan berakhir,yang aku syukuri walaupun semuanya serba berkecukupan bahkan terkadang kekurangan tapi kami masih bisa makan setiap harinya”Alhamdulillah,nikmat rasanya”.
Masih ku ingat jelas dulu papa sempat dan bahkan sering berjanji kepadaku,kalau pada saat pembagian raport nanti aku dapat peringakat pertama papa berjanji akan memberikan hadiah kepadaku apapun itu,Alhamdulillah sudah 5 kali berturut-turut aku mendapat peringkat pertama namun sampai pada saat ini papa belum pernah memberi hadiah apapun dan papa juga pernah berjanji kepadaku saat aku mengikuti lomba dan jadi juaranya seperti janji sebelumnya papa akan memberiku hadiah dan pada saatnya perlombaan aku mengikuti lomba pidato bahasa inggris antar beberapa kecamatan lainnya kira-kira sekitar 26 sekolah,disana Alhamdulillah aku mendapatkan piala dengan jura kedua namun papa bukan membanggakan kemenangankusebagai juara kedua papa malah menyalahkanku, papa bilang”kenapa harus juara dua papa mengharapkan kamu jadi juara pertama”jujur aku sangat sedih dengan ucapan papa seperti itu,aku selalu berusaha untuk menjadi kebanggaan papa dan mama,berusaha menjadi yang terbaik dan menjadi pemenang untuk papa dan mama.Tapi papa masih saja tidak puas dengan apa yang aku raih selama disekolah baik itu peringkat,juara lomba cerdas cermat,pidato,puisi,drama ataupun yang lainnya dengan juara pertama maupun kedua ataupun ketiga namun semua ucapan papa dan segala tindakan papa tidak menggoyahkan semangatku karna selalu ada mama disampingku,mama yang selalu menemaniku,mendukungku,menasehatiku dan memberi perhatian penuh untukku,karna mama yang mengajariku untuk selalu tegar dan sabar,mama selalu memotivasiku dalam segala hal dan mama juga yang membangkitkanku dari kegagalan dan keterpurukan.
Papa memang sering kali berjanji dalam hal apapun,papa pernah bilang “berjanji akan senantiasa menafkahi mama dan anak-anak lahir maupun batin,setia kepada mama dan menjaga anak-anak dengan baik.Janji tidak akan pernah sekalipun menyakiti mama dan membuat anak-anak menangis sampai akhir hayat nanti tidak akan pernah menduakan ataupun meninggalkan”itulah janji seorang suami kepada sang istri dan janji seorang ayah kepada anak-anaknya.Namun kini semuanya telah sirna,janji yang dulu terucap kini telah terkhianat,janji akan selalu setia kini papa telah mendua,papa berjanji tidak akan pernah membuat kami terluka tapi kini papa membuat kami menangis.”astaghfirullahaladim,ya allah ampuni segala dosa papaku,bukakanlah hatinya tunjukkanlah jalan lurus kepadanya,ridhoilah setiap langkahnya ”.
Kini aku tinggal dirumah nenek dan duduk dibangku kelas X SMK namun sebentar lagi kenaikan kelas XI,pernah aku memutuskan untuk meninggalkan sekolah dengan maksud untuk bekerja dan dengan tujuan untuk membantu mama,aku kasihan sekali melihat mama yang senantiasa kebingungan memikirkan resiko sehari-hari,termasuk biaya sekolahku dan yang lainnya,setiap harinya pengeluaran harus selalu saja ada sementara pemasukan tidak ada sama sekali,sering kali mama ngutang kesana kemari untuk makan dan keperluan lainnya termasuk untuk pembayaran listrik rumah dan SPP sekolahku setiap bulannya,maka dari itu aku berencana untuk meninggalkan sekolahku dan melepaskan statusku sebagai pelajar menjadi pekerja,aku masih bingung dengan keputusanku ini apa benar apa yang aku putuskan ini atau malah sebaliknya membuat kesalahan yang pada akhirnya menumbuhkan penyesalan untukku.
Semenjak aku tinggal dirumah nenek,sering sekali aku sakit-sakitan,aku merasa sakit atas segala apapun yang aku rasakan ketidaknyamanan,ketidaktenangan bahkan kegelisahan yang selalu saja melanda hidupku.Entah mengapa dan apa yang menjadi alasan aku seperti ini tapi yang jelas semua terjadi begitu saja,terkadang aku merasa waktu begitu cepat berlalu namun terkadang juga aku rasa waktu begitu lambat bahkan semakin terhambat untuk dapat ku lalui .“ya allah aku begitu bingung dan bimbang,apa yang harus aku lakukan kini ? aku butuh solusi,aku butuh jawaban dan kepastian,aku butuh teman untuk mencurahkan segala isi hati ini,aku butuh kawan untuk berbagi kala suka maupun duka,aku benar-benar merasa kesepian,tiada tempat mengadu tiada tempat beradu,tiada teman tiada kawan hanya (sendirian)”..
Sering kali aku berusaha untuk selalu tegar dan sabar namun terkadang aku merasa lelah dan jenuh dengan ketidakmajuan ini,sampai kapan semua ini akan terus begini ? sampai kapan semua ini akan berubah kalau tetap saja aku tak berusaha (hanya berdoa tanpa berusaha) tak mungkin aku akan berhasil kalau hanya menunggu hasil tanpa dibarengi dengan usaha,ya allah apa iya aku harus bekerja ? mungkin dengan aku bekerja akan merubah segalanya termasuk membiyayai adik-adikku,membantu resiko mama setiap hatinya termasuk membayar listrik perbulan dan melunasi semua hutangnya.Tapi bagaimana dengan sekolahku ? apa iya aku harus meninggalkan sekolahku ini,apa mungkin aku akan benar-benar bekerja ? ya allah aku benar-benar bingung sekali,memang mama pernah melarangku untuk bekerja,mama bilang “biarin mama yang kerja,kamu sekolah aja. teruskan perjuanganmu,tingkatkan prestasimu dan raih cita-citamu”,iya memang mama pernah bilang seperti itu tapi bagaimana dengan adik-adikku yang masih dibawah umur,apa bisa mereka ditinggalkan berdua apalagi adikku laki-laki dua-duanya,sedangkan aku tinggal dirumah nenek jauh dari rumahku disana,aku tak bisa memantau mereka setiap harinya.
Masih dalam keadaan bingung,bagaimana aku kedepannya,sebenarnya harapanku besar,keinginanku keras bahkan cita-citaku tinggi,namun bagaimana aku untuk saat ini aku benar-benar sedang dilanda dengan seribu kebingungan bahkan sejuta kebimbangan,aku tak dapat menahannya lagi,sering kali ujian dan cobaan melanda hidupku kini sudah waktunya untuk aku berubah,ya allah tunjukkanlah jalan itu,berikanlah jawaban dan kepastian itu,aku menunggunya ya allah ..
Astaghfirullahaladzim ya allah aku tidak boleh meragukan keagunganmu,aku tahu engkau maha pemurah lagi maha penyayang.Aku yakin suatu saat nanti jalan itu akan engkau tunjukkan hanya saja aku perlu bersabar dalam hal ini,aku akan tetap bersabar aku yakin akan kebesaranmu ya allah.
Mulai saat ini aku akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik,mungkin dengan prestasi yang aku dapatkan didalam maupun diluar sekolah akan mampu membuka pintu hati papaku,aku yakin suatu saat nanti papa akan menampakkan kebanggaannya terhadapku maka dari itu aku tidak boleh menyerah begitu saja.
“Papa aku berjanji akan menjadi anak terbaik yang papa banggakan.Aku berjanji suatu saat nanti papa akan senantiasa tersenyum dan menangis terharu karena bangga atas apa yang aku raih,tunggu pah tunggulah,.suatu saat nanti akan tiba waktunya untuk aku membuktikan segalanya.Papa bersiaplah untuk tersenyum bahagia dan bangga atas apa yang anakmu ini dapatkan”..
PUISI UNTUKMU PAPA
Papa siapapun dirimu
Darimanapun asalmu
Ku tak pernah peduli
Bagiku kaulah yang selalu dihati
Papa berapapun kekayaanmu
Bagaimanapun kehidupanmu
Sungguh ku tak pernah resah
Bagiku kaulah segalanya
Papa kini puterimu telah dewasa
Aku berjanji kelak akan membuatmu bangga
Dan aku berjanji akan senantiasa membuatmu bahagia
Asalkan kita selalu bersama
RAPUH
Andaikan saja ada yang tahu sakit ini
Andaikan saja ada yang tahu perih ini
Seribu duka kian menghampiri
Sejuta lara kini menghantui
Tetesan luka yang terlampau menyakitkan
Jeritan tangis yang terlampau menyedihkan
Kehidupan yang teramat menyengkam
Hidup bagai dalam sebuah genggaman
Terlelap dalam haluan tangisan
Kini hidup telah diujung jalan
Tiada kesan dapat tersampaikan
Dalam kerapuhan yang teramat dalam
Aku cinta ALLAH
Aku sayang MAMA
Dan aku rindu PAPA
PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Riska Pergiawati
Nama Panggilan : Icha
Kelas : X2/RPL
Sekolah : SMK Negeri 1 Rongga
TTL : Bandung,11 Agustus 1996
Alamat : Kp.cirawa RT.01 RW.05 Ds.Celak Kec.Gununghalu Kab.Bandung Barat
Facebook : Riskapergiawati@yahoo.com
Twitter : @riizkapergiia
Hobby : Menulis
BIO : pandai dalam bergaul dan cerdas dalam bermasyarakat serta berprestasi didalam maupun diluar sekolah ..