SEMANGKUK COKLAT BUAT SAHABAT
Karya Azkia Purnama
Hari-hari yang begitu indah menemani Geisha, Wajah cantik dan mungilnya begitu ceria setiap saat, dengan teman-teman yang selalu menemaninya, juga seorang sahabat yang begitu menyayanginya, menambah kesempurnaan hidupnya yang memang terlahir dari keluarga terhormat dan hangat yang begitu mendukungnya. Prestasinya disekolahpun tak diragukan, setiap goresan tangan indahnya, dipastikan akan selalu menghiasi mading disekolahnya, disekolah bakti jaya cendikia. Namun sepertinya tuhan menentukan untuk sedikit mengujinya, masalah itu datang ketika pada suatu hari ketika Geisha sedang asyik berkarya, datang salah seorang sahabat sejatinya.
“hei… ngapain kamu ges..?” kata Dodi.
” kamu nggak lihat ya.. aku lagi buat tulisan untuk mading..” jawabnya.
“ kamu tahu nggak.. hubungan chaca ama lucky makin dekat aja .”
“terus apa hubungannya ama aku ..?
“ya nggak, just information..?” jelas Dodi.
Geisha nggak tahu apa yang dirasakannya, setelah berita itu disampaikan Dodi. Ada rasa senang, sedih & perih, karena tanpa disadari oleh teman-temannya, Geisha juga pernah menyimpan sebuah rasa special dihatinya yang lembut dan putih untuk Lucky. But…sudahlah pikirnya untuk apa menyesali sesuatu yang telah berlalu. Terkadang, Geisha berfikir akankah Chaca berubah setelah jadian sama Lucky. Tapi, Geisha menepis fikiran itu.
 |
Semangkuk Cokelat Buat Sahabat |
Setelah kejadian pagi itu, Geisha tetap menjalani hari-harinya seperti biasa seakan-akan hal itu tak pernah terjadi, ia tetap menjadi seorang gadis yang periang yang dikagumi teman-temannya dengan karyanya yang semakin cemerlang, namun ada satu hal yang membuat hati kecilnya terusik, meski Dodi sahabatnya terus menemaninya dan memberinya semangat, ia merasa ada yang hilang dari dirinya, ia terduduk lemas dikursinya ia kembali mengingat kejadian saat Dodi datang kepadanya mengatakan hubungan Chaca dan Lucky, ternyata hal yang dirisaukannya menjadi kenyataan, sedikit demi sedikit chaca terasa menghindar darinya, awalnya geisha berfikir mungkin itu karena sahabatnya itu terlalu sibuk dengan ekskul dan kegiatan lainnya, namun ia kembali berfikir bahwa Chaca berubah ketika hari-hari berlalu dan Chaca bahkan tak pernah ada waktu meski hanya untuk mengobrol bersama pada waktu mereka biasa bersama, dan yang membuatnya begitu sedih, ketika ia mengajak Chaca untuk sekedar have fun atau chitchat ria seperti biasa, Chaca
selalu mengatakan
“aku ada urusan Ges, sorry ya..”. dan sungguh jawaban itu begitu menusuknya, dan akan selalu tergiang-giang dibenak Geisha, dengan gontai ia meninggalkan sekolah dengan beribu pertanyaan menyesak dalam benaknya, Apakah sahabatku berubah..? dan semua itu hanya karena seorang Lucky..? namun ia cepat menepis jauh-jauh fikiran itu, ia kembali ceria. Ia bertekad akan membuat Chaca kembali seperti dulu, ia tenangkan hati dan fikirannya,
“Geis, ingat Chaca adalah sahabatmu kau tidak pantas berfikiran seperti itu, ok..!!” serunya dalam hati. Keesokan harinya ia bertekad akan datang kerumah Chaca, ia berniat merayakan ulang tahun Cacha, “mungkin dengan kedatanganku kerumahnya ia akan melupakan kesibukannya sejenak dan bahagia karena aku tak pernah melupakan hari specialnya”, batinnya. Sepulang sekolah Geisha datang ke rumah Cacha. Tapi, sesampainya di depan gerbang rumah sahabat yang ia sayangi itu, dia berhenti, tertegun karena ada Lucky, ia sedikit kecewa karena ia berharap hanya ada ia dan Chaca disana, namun setelah itu dia tetap masuk, dan mengatakan rencananya kepada Chaca. Tetapi, tanpa disangka, dengan wajah penuh maaf Cacha bilang
“aku sudah ada janji sama Lucky, I’m so sorry, Geis.. thank’s for your thoughtful…”. Dengan hati kecewa Geisha menjawab
“Oo… It’s okey, I’ll be right, aku tahu kamu ada janji ma Lucky. tapi coba ngerti aku, tolong dengerin aku, akhir-akhir ini kamu selalu nggak bisa ketika aku ajak jalan atau apa, bahkan hanya untuk ngobrol pun kamu nggak mau dan coba untuk menghindar, dan kamu ingatkan alasan kamu itu Cuma satu ‘aku ada urusan’, kamu nggak pernah berfikir kalau aku sedih Cha, ku kecewa, itu sangat perih Cha, pi emang kamu pernah mikirin itu..? nggak kan Cha..? ku cuma bisa berharap kamu akan sadar dan berubah, tapi apa..?!, kayaknya semakin lama kamu akan semakin menjauh dari ku!!“ kata Geisha sedih.
“Bukan aku nggak mau ikut ajakan kamu dan coba menghindar dari kamu Geis, tapi, aku memang ada urusan.”jelas Cacha
“ huh.. urusan..? urusan ma your beloved honey itukan..? aku nggak nyangka secepat ini kamu berubah cha.. semenjak kamu pacaran ma dia.!!” Kata Geisha sambil menunjuk Lucky yang berdiri nggak jauh dari mereka.
“Geisha!!, apa-apaan sih? Ini semua nggak ada hubungannya ma Lucky, bukan aku yang berubah Geis, tapi kamu yang berubah. Kamu bukanlah Geisha yang dulu, seorang sahabat yang perhatian, ceria dan selalu ngertiin aku, kamu berubah, kamu gak bisa ngertiin aku sebagai sahabat” suara Chaca meninggi.
“oh..jadi gitu menurut kamu, aku yang berubah, dan semuanya aku yang salah, ok Cha mungkin aku bukan sahabat yang baik buat kamu, aku bukan sahabat yang perhatian dan bisa ngertiin kamu, jadi kamu lebih memilih untuk selalu bersama Lucky, gitu?” Tanya Geisha dengan suara tak kalah tinggi.
“ya!!” jawab Chaca pendek.
“okey kalau gitu, thank’s Cha selama ini kamu dah mau jadi sahabat aku, tempat ku curhat dan menjalani hari bersama, semoga kamu lebih bahagia ma orang yang kamu sayang itu, aku permisi, dan semoga kamu nggak lupa saat-saat kita bersama.” balas geisha sendu.
Geisha berlalu dari rumah Chaca, ia berlari dengan membawa sebuncah perasaan sedih n kecewa, ia tak tahu ia harus sedih karena ia kini benar-benar tak bisa bersama lagi dengan sahabatnya itu atau bahagia karena tahu bahwa sahabatnya bahagia bersama orang yang disayangi dan akan selalu menyayanginya, air matanya mengalir bersama kegundahan n keperihan hatinya. Tanpa disadari oleh Geisha, Chaca yang memperhatikan lelehan air mata di pipi sahabatnya itu pun menangis, didalam hatinya ia begitu menyayangi sahabatnya itu, mereka telah begitu dekat, tak urung hatinya pilu ketika melihat sahabatnya itu berlalu dari hadapannya dengan sedih,
“Mungkin ini adalah akhir dari semuanya, aku takkan pernah mendapatkan sahabat yang lebih baik darimu” batinnya pilu.
Lucky yang tahu kepedihan hati kekasihnya segera menghampirinya dan menghiburnya,
“ ini bukan akhir dari segalanya Cha, kamu bisa membangunnya dari awal” hibur lucky,
“tapi aku telah menyakitinya Ky” isak Chaca semakin dalam,
“meskipun aku tidak begitu dekat dengannya, aku tahu Geisha gadis yang baik, ia pasti akan memaafkanmu, percayalah!”,
“makasih Ky” jawab Chaca tersenyum,
“nah, gitu donk, senyum, kalau cemberut jelek banget tauk, nih hapus tuh air mata, cengeng banget sih” ujar Lucky sambil menyodorkan sebuah sapu tangan,
ia berjanji akan menyatukan mereka kembali karna sedikit banyak ia menjadi penyebab kerenggangan hubungan kedua sahabat itu.
Semenjak kejadian itu hubungan mereka semakin renggang. Tidak ada lagi saling sapa dan senyum manis dari keduanya, bahkan Geisha pindah tempat duduk ke belakang berdampingan dengan Dodi, dan tampaknya ia tetap bahagia menjalani hari-harinya, Chaca semakin merasa bersalah namun ia masih belum berani untuk meminta maaf, ia merasa sangat bersalah dan malu karena telah menyia-nyiakan sahabat sebaik Geisha, Dengan bayang-bayang Geisha yang selalu menghantuinya, ternyata perasaan itu juga menyelemuti hati Geisha. Tapi apa yang mau dibuat, nasi telah menjadi bubur, rasa sakit terlanjur membasahi hatinya. Ternyata hubungan mereka yang renggang, terbaca oleh Dodi, Dodi pun bertanya kepada Geisha
“ Geis, kamu ada masalah ya sama Chaca.?” Tanyanya hati-hati. Tapi tidak ada jawaban sedikit pun dari bibir Geisha.
“Geis..! aku nanya kamu ada masalah ya sama chaca?” tanyanya lagi, Dengan lesu dan wajah mendung Geisha bilang
“ tau mikir aja ndiri..” jawabnya dingin.
“ Geis coba deh jujur, aku kan juga sahabat kalian. Jangan pernah tutupi sesuatu dari aku” nada suara Dodi agak meninggi.
“ ya aku ada sedikit masalah dengan dia, dan itu berakibat fatal” jawabnya dengan nada yang terpaksa.
“masalah apa? Jangan bilang masalah hubungan Chaca ama Lucky?”Tanya Dodi penasaran.
“ ya itulah masalahnya, yang aku takutin selama ini terjadi. Karena hubungannya dengan Lucky, persahabatan kita putus” jawab Geisha sambil menahan air mata yang hampir terjatuh, dengan tersendat-sendat Geisha mulai menceritakan semuanya pada Dodi, Dengan sabar Dodi mendengarkan semua keluh kesahnya.
Setelah mendengarkan semuanya Dodi pun berkata “ coba kalian berfikir dewasa, masa’ hanya Karena masalah sepele kalian jadi kayak gini. harusnya kalian lebih memikirkan apa sich dampaknya. Coba lihat sekarang hubungan kalian jadi renggang, sampai-sampai g’ ada saling sapa lagi, sampai kapan kalian akan seperti ini?” nasehatnya
. “aku g’ tahu sampai kapan akan seperti ini. Yang pasti aku masih sakit hati sama Chaca”. Dengan jawaban itu Dodi tidak bisa berkata-kata lagi, Dia hanya terdiam dan mengahapus air mata Geisha.
Setelah percakapan itu, Dodi mencoba memperbaiki keadaan, dengan berbicara dengan Chaca. Dodi mencari waktu di saat Chaca sedang tidak bersama Lucky. Dodi mendatangi Chaca yang sedang asyik membaca novel.
“ hei, apa kabar Cha?” Tanya Dodi dengan semangat.
“ eh.. kamu Dod. Kabar baik, gimana kamu baik-baik aja kan?” jawabnya. “ baik juga, o ya.. aku boleh Tanya sesuatu nggak? Tapi kamu jangan marah ya!” sambung Dodi.
“ ya Tanya aja nggak papa kok, tapi jangan yang privasi ya.” Sambungnya.
“ ok. Gini kenapa sich kamu udah jarang banget join and main sama kita” Tanya Dodi basa-basi. Chaca agak kaget dengan pertanyaaan itu, kata-kata itu seperti menusuk hatinya.
“emm.. nggak ada aku cuma lagi sibuk aja dengan aktivitasku.” jawabnya gugup. “ yakin alasan kamu cuma itu, udah deh kamu jujur aja deh sama aku. Aku juga sahabat kamu Cha.” Terang Dodi dengan agak menyindir. Semakin terkaget Chaca mendengar kata-kata itu, dan dia mencoba menjawab dengan hati-hati biar tiada kecurigaan Dodi.
“ ee.. “ apakah aku harus menceritakan semua yang aku alami kepadanya, kata batinnya. Suasana sejenak sunyi tanpa ada jawaban dari Chaca.
“ Cha.. kok diam sih, tolong kamu jangan menutupi apapun dari aku.” Kata-kata itu memecahkan kehampaan sejenak.
“ oh.. enggak. Aku bingung aja mau mulai dari mana. Ya udah, mungkin kamu juga udah tahu ceritanya dari Geisa.”.
“ sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu dan Geisa. Karena aku udah ngecewain kalian, dengan sikapku yang berubah. aku tahu aku salah aku telah melupakan kalian, yang jelas-jelas setia padaku. Aku telah menghianati kalian. Tapi aku juga ingin merasakan cinta dan kasih seseorang yang aku cintai.”
“jadi kamu kira kami enggak sayang ya sama kamu selama ini.” Tungkas Dodi dengan nada tinggi.
“ bukan gitu Dod, aku ingin meresakan kasih sayang seorang kekasih. Jadi aku kira dengan aku mencoba perhatian sama dia, aku akan meresakan kebahagiaan. Tapi pemikiranku itu salah, itu semua malah membuat hubungan dengan teman-temanku menjadi renggang.” “ sesungguhnya aku menyesal tapi.. aku harus memilih antara sahabat dan Lucky.
“siapa yang kamu pilih…..?” tanya Dodi penasaran.
“ maaf aku lebih memilih… Lucky.”. jawaban itu bagai petir di siang bolong oleh Dodi dia tidak menyangka sahabatnya itu, benar-benar berubah.
“ apa.?? kamu lebih memilih Lucky. Dari pada sahabatmu, ternyata persahabatan itu tidak ada artinya buat kamu. aku nggak menyangka kamu kayak gitu, “ terang Dodi dengan kecewa, dan langsung pergi meninggalkan Chaca.
“ Dod maafin aku. Dodi.!!” Dengan suara tersedu.
Tapi apa daya Dodi sudah terlanjur kecewa dan meninggalkannya.Ternyata semua kenangan terindah antara mereka tiada artinya di mata Chaca. Semua itu telah menutup album kebersamaan mereka.
Dua minggu lagi adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Geisa. Geisa aka pindah ke Bandung tinggal bersama kakaknya. Dia berharap hari itu datang lebih cepat, karena dia telah merasa tersiksa dengan keadaan. Tapi Geisa ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk Chaca. Geisa bertanya kepada pada Dodi apa yang bagus diberikan pada Chaca.
“ Dod, apa yang bagus sebagai hadiah untuk Chaca?” tanyanya.
“ ah… ngapain sih kamu ngasih hadiah untuk orang kayak dia.” Dengan nada yang tidak enak.
“ Dod udah deh, jangan bahas dan ingat masalah yang udah lalu. Maafkan aja dia.” Dengan baik-baik.
“ eh.. aku nggak tahu deh, aku bias ngelupainnya atau nggak.”dengan mendegus.
“ ya udah terserah kamu. Sekarang aku mau nanya apa yang bagus aku kasih sama Chaca?” Tanya Geisa berharap ada jawaban.
“ emm… apa ya? Kasih ada coklat yang dia suka.” Dengan nada nggak ikhlas.
“ boleh juga. Thank’s ya.” Jawabku dengan antusias.
Setelah saran itu Geisa terima, dia langsung menuju toko coklat kesukaannya. Geisa membeli semangkok coklat berbagai rasa. Coklat yang Geisa beli dibungkusnya dengan kertas yang cantik dengan, warna kesukaan Chaca. Dicoklat itu pun di selipkan Geisa sepucuk surat persahabatan yang mungkin yang terakhir kali diberikannya pada Chaca.
Geisa menulis surat itu dengan rasa haru dan selalu mengenang masa lalu mereka yang indah. Pada ke esokan harinya Geisa meminta tolong kepada Dodi untuk memberikannya kepada Chaca. Dan pada hari itu juga Geisa akan pergi ke Bandung. Dodi sebenarnya tidak ingin memberikannya kepada Chaca. Tapi karena permintaan Geisa Dodi pun terpakasa menerimanya. Dodi tidak ingin langsung memberikannya kepada Chaca tetapi, Dodi hanya meletakkan di atas meja Chaca.
Beberapa saat kemudian setelah Dodi meletakkannya, Chaca pun datang. Chaca datang dengan terkaget dengan adanya semangkok coklat diatas mejanya. Lalu dia duduk diatas bangkunya. Sambil menganbil sepercik surat yang terselip diantara coklat itu. Ketika melihat nama Geisa di surat itu, bagai ada petir di pagi yang cerah. Chaca pun membuka surat itu. Dan dia pun merintih membaca surat itu.
Untuk sahabatku
Chaca Pratiwi
Assalamua’laikum.. sorry cha mungkin baru sekarang aku baru berbicara denganmu setelah kejadian itu. Sejujurnya aku sedikit takut untuk berbicara sama kamu. Dan aku juga ingin minta maaf apabila aku ada salah sama kamu. Maafkan semua kesalahanku yang telah aku lakukan kepadamu. Aku melalui surat ini Cuma ingin meminta izin kepada kamu . karena insyaallah aku akan berangkat ke bandung hari ini. Dan tidak akan mengganggu kamu lagi. Tolong maafkan seluruh kesalahanku. Dan aku hnya bias memberi semangkok coklat ini untukmu, sebagai pemberian terakhir dariku. Sekali lagi I am sorry. Jaga dirimu baik-baik.
Salam sayang dariku
geisa
Air mata pun mengalir damai di pipi merahnya. Chaca tidak pernah berfikir semua ini akan terjadi. Dengan isi dari surat itu, dengan dia di tinggalkan oleh sahabat yang mencintainya. Chaca baru sadar bahwa persahabatan lebih berarti dibandingkan kekasihnya. Ingin rasanya Chaca mengejar Geisa tapi apa yang mau dia katakana semua telah berakhir. Nasi telah menjadi bubur. Tak ada gunanya lagi disesali.