Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja

  • mbahbejo
  • kata
    • kata lucu
    • kata bijak
    • kata mutiara
    • kata cinta
    • kata gokil
  • lucu
    • gambar lucu
    • pantun lucu
    • tebakan lucu
    • kata lucu
    • cerita lucu
  • berita
    • berita unik
    • berita politik
    • berita artis
    • berita aneh
  • kesehatan
    • asam urat
    • kanker
    • jantung
    • hepatitis
    • ginjal
    • asma
    • lambung
  • gambar
    • gambar unik
    • gambar lucu
    • gambar aneh
    • gambar animasi
    • video lucu
  • hoby
    • burung
    • ikan
    • piaraan
  • contoh
    • surat lamaran
    • recount text
    • descriptive text
    • curriculum vitae
    • deskripsi
  • video
    • video lucu
    • video hantu
    • video polisi
    • video totorial
    • video panas
    • video lagu
  • blog
    • SEO
    • template
    • script
    • widget
    • backlink
    • imacros
  • komputer
    • excel
    • macro excel
Home » Cerpen Motivasi » Cerpen Remaja » Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja

Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja

JANGAN MELIIHAT BUKU DARI SAMPULNYA
Karya Mahendra Sanjaya

Hi.. perkenalkan, namaku Mahendra Sanjaya. Teman-teman biasa memanggilku Jaya. Aku suka fotografi dan menulis, terutama menulis cerpen. Menulis adalah hobiku sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kali ini aku ingin menulis cerita yang berbeda dari yang lain. Aku ingin sekali membuktikan ungkapan “Don’t judge the book by the cover”. Cara pandang seseorang terhadap sesuatu bukan hanya dari luarnya saja tapi dari dalamnya juga teruatama hati.

Aku penasaran dengan teman kelasku yang bernama Dian. Bukan Dian Sastro Wardhoyo lhoo yaa. Ia sering diejek teman sekelas. Katanya sih wajahnya yang gak cantik, kulitnya item dan paling “iyuuuuh” deh seantero sekolah. Padahal kan cantik itu relatif. Setiap kali aku ingin bicara dengannya, ia malah cuek.
“Ian, nanti latihan Pramukanya jam berapa?”, aku mencoba akrab dengannya.
“Jam 4 sore”, jawabnya dengan ketus.
“Jawabnya kok gitu sih Ian?”
“Kamu juga sama kan dengan yang lainnya. Hanya ingin mengejek wajah buruk ku. Jangan sok akrab deh. Maaf”, sambil melangkah menjauhiku.
“Padahal aku ingin membuktikan sesuatu pada dunia tentang tak penting wajah cantik itu. Yang paling penting adalah kecantikan hatinya”, kataku dalam hati.

Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya
Entah apa yang membuatku penasaran dengan Dian, kulihat wajah dan matanya menyimpan kebaikan. Beda dengan yang lain. Aku ingin membuat cerpen tentangnya. Sering kulihat kalau Dian diolok-olok cewek-cewek super nakal nan menyebalkan, sok cantik, sok rajin, sok gaullah. Namun kali ini sudah sangat keterlaluan ucapan mereka. Aku beranikan diri mencoba mendekati kerumunan menyebalkan itu.
“Enggak ada kerjaan lain apa? Selain mengejek orang? Ngaca dulu dong sebelum menilai orang lain, belum tentu kalian lebih baik dari orang yang kalian ejek”
“Wah wah... ada pangeran kerajaan nih belain putri buruk rupa”. Kata Anita, cewek paling cantik disekolah namun sayang hatinya gak secantik tampangnya. Dian tak sanggup lagi menahan cemoohan yang sudah sangat keterlaluan itu. Ia pun lari meninggalkan kerumunan. Langkahnya meninggalkan sejuta perih. Ingin marah namun tak bisa. Aku tahu itu. Kini hanya terdengar tawa riang cewek-cewek menyebalkan itu. Mulai detik ini aku ingin tahu lebih dalam tentang Dian. Aku ingin mengungkapkan sisi baiknya, agar semua orang tahu cantik dari hati jauh lebih indah dan mempesona. Ku yakin Dian menyimpan sejuta kebaikan dari mataya yang teduh itu.

Keesokan harinya aku memutuskan untuk menjadi pengintai Dian. Hehehee.. sok keren banget ya aku. Sungguh tak mampu ku ingkari mata Dian menyimpan sejuta kebaikan. Entah apa, aku tak tahu. Sebenarnya Dian gak jelek. Dia hanya berkulit sawo matang dan tinggi. Dan senyumnya manis kulihat. Apa hanya tidak berkulit putih bisa dikatakan jelek? Ah.. menurutku tidak.

Dengan gaya sok detektif aku membuntuti Dian. Kulihat ia diseberang. Dan apa yang ia lakukan? Tak kusangka, disaat para pejalan kaki tak bergeming untuk membantu menyeberangkan seorang nenek yang sudah renta, namun ia.. Dian, membantunya. Sesegera mungkin aku menulis dan memotret apa yang dilakukan Dian. Tak ingin ku lewatkan hal ini. Semakin semangat ’45 aku membuntuti Dian. Dan ketulusan hati itu muncul lagi. Dian membantu seorang bapak yang terlihat sangat kerepotan membawa barang-barangnya. Dian mengantar bapak itu hingga sampai rumahnya. Pertanyaan dalam benakku, bagaimana ia mau repot-repot melakukan hal ini? Padahal ia sama sekali tak mengenal bapak itu.

Capek banget aku menbuntutinya. Hmmm.. kulihat ketulusan itu datang lagi. Dian menolong anak kecil pemulung yang kelaparan. Tak tanggung-tanggung ada sekitar 7 anak. Wah! Darimana ia bisa membelikan anak-anak itu makanan? Kan selama ini Dian dikenal sebagai anak yang tak mampu. Aku semakin penasaran. Cukup lelah aku mengikutinya, akhirnya aku hentikan langkahku. Dian berhenti berjalan dan menuju sebuah sanggar belajar.
“Apa pula ini? ”
Dari jendela kulihatdan kuintip segala penjuru ruangan itu. Banyak anak-anak kecil nan imut duduk manis dikursi warna-warni. Kulihat disana disudut ruangan ada Pak Robby. What?! Pak Robby adalah donatur sekolah ku yang paling
banyak sumbangannya. Ia terkenal sebagai orang yang baik dan dermawan. Muncul tanda tanya besar. Apa pula hubungannya dengan Dian?

Tak lama kemudian sosok wanita berkerudung berpakaian rapi datang mengajar anak-anak itu Bahasa Inggris. Siapa dia? OMEGAT!!! Dia Dian! Tapi mengapa kulihat kulitnya putih berseri? Aku tak tahu kenapa aku bisa melihatnya begitu. Dian, hinga detik ini, detik dimana aku tahu sosok Dian yang sebenarnya.

Kegiatan belajar mengajar itu telah usai. Anak-anak nan imut telah berlarian riang meninggalkan sanggar belajar itu. Aku mencoba menghampiri Dian.
“Assalamualaikum.. permisi, apa kamu Dian yang selama ini ku kenal?”
“Kenapa kamu ada disini?” gimana kamu bisa tau tempat ini?”, kata Dian heran.
“Aku seharian ini membuntuti mu. Dan aku menulis dan memotret semua kebaikan yang kamu lakukan”
“Tolong hapus foto-foto itu, aku mohon. Aku gak ingin ada temen sekolah yang tahu”
“Baik, aku bakal menghapusnya”

Aku seketika gemetar melihat wajahnya yang cantik dan aku tak sanggup berkata apa-apa lagi. Aku memutuskan untuk pamit pulang.
“Ian, kalo gitu aku mohon pamit pulang ya”
“Iya, hati-hati dijalan ya”, sambil senyum manis dibibirnya.
“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..”
Aku mulai meninggalkan tempat itu dan melangkahkan kaki. Sekilas aku menengok ke belakang, tak kusangka dia melambaikan tangan padaku. Tampan ataupun cantik itu relatif. Semua pria tampan dan semua wanita cantik apalagi dari hatinya. Hari ini telah nyata ku lihat sendiri pembuktian itu. Don’t judge the book by the cover (jangan menilai buku dari sampulnya = jangan menilai seseorang dari luarnya). Bukanlah make up yang tebal, pakaian yang keren dan aksesoris yang ‘wow’ ataupun kulit putih yang mulus yang membuat seseorang tampan atau cantik. Namun yang membuat seseorang terlihat tampan adalah ketulusan dan kebaikan hati.

PROFIL PENULIS
Mahendra Sanjaya
Alamat: Paok Motong, Lombok Timur, NTB
Sekolah: SMA Negeri 1 Masbagik

Baca juga Cerpen Motivasi dan Cerpen Remaja yang lainnya.
Ditulis oleh Unknown, Minggu, 23 Juni 2013 11.11- Rating: 4.5

Judul : Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja

Deskripsi : JANGAN MELIIHAT BUKU DARI SAMPULNYA Karya Mahendra Sanjaya Hi.. perkenalkan, namaku Mahendra Sanjaya. Teman-teman biasa memanggilku Jaya. Ak...
keyword :Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja, Cerpen Motivasi, Cerpen Remaja
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Postingan Populer
  • Cinta Antara Adik dan Kakak Kelas - Cerpen Romantis
    CINTA ANTARA ADIK DAN KAKA KELAS Karya Himatul Aliah Suatu hari dimana semua orang sudah terbangun dan bersiap-siap untuk memulai akt...
  • Sepasang Bidadari - Cerpen Ibu
    SEPASANG BIDADARI Karya Albertus Kelvin Namaku Mitsuko. Hari ini aku masuk sekolah seperti biasa. Ditemani oleh awan yang mendung dan...
  • Daun daun Pun Berguguran - Cerpen Cinta Remaja
    DAUN-DAUN PUN BERGUGURAN Karya Beatrix Intan Cendana Hari ini tepatnya musim gugur yang bagiku cukup menyejukkan, mungkin tak seperti...
  • Tiga Bulan Berujung Tangis - Cerpen Sedih
    TIGA BULAN BERUJUNG TANGIS Karya Khanissa Aghnia Afwa Namaku Ifha Dwi Ashilla, singkatnya Ifha. Aku seorang murid kelas 11 di SMA Negeri Ban...
  • Senja Pengusir Cahaya - Cerpen Cinta
    SENJA PENGUSIR CAHAYA Karya Atep Maulana Yusup Sabtu malam yang panjang dan sulit. Bagaimana tidak, aku di percaya untuk bicara langs...
  • Boneka Beruang dan Sepeda Butut - Cerpen Persahabatan
    BONEKA BERUANG DAN SEPEDA BUTUT Karya   Radifa Farah Putri berjalan lesu sepulang sekolah. Ia sangat tersinggung dengan perkataan Sarah keti...
  • Pelangi di Malam Hari - Cerpen Cinta Romantis
    PELANGI DI MALAM HARI Karya Elisabeth Cecilia Setiap nafas yang kurasakan aku selalu merindukan pelangiku, selalu mencari-cari segalanya yan...
  • Berhenti Mencintaimu - Cerpen Cinta
    BERHENTI MENCINTAIMU Karya Mellysaurma Aku terlarut dalam lagu Tak sanggup lagi(Rosa) yang mengalun begitu lembut. Begitulah kiranya ya...
  • Kumpulan Cerpen Remaja Part III Update 2013
    Cerpen Remaja - Banyak Cerpen Remaja yang sahabat Loker Seni Kirimkan ini bahwa menandakan dunia fiksi di Indonesia ini sangat berkembang ...
  • Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja
    JANGAN MELIIHAT BUKU DARI SAMPULNYA Karya Mahendra Sanjaya Hi.. perkenalkan, namaku Mahendra Sanjaya. Teman-teman biasa memanggilku Jaya. Ak...

Info mbahbejo © Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja