MIMPI YANG SEMPURNA
Karya Nunik Nurkhodijah
Senja di sore itu ketika aku bersandar di belakang cahaya redup, menikmati mentari yang akan tergantikan oleh rembulan dengan aurora yang terbentang indah di langit, menambah suasana nampak berbeda begitu indah dan menakjubkan, dengan belaian halus angin yang menusuk dalam relung jiwa bagai lautan api bergejolak. Seketika guntur yang biasa menyapa dengan tawanya langit yang biasanya menitiskan butiran sendu yang bersemayam di balik awan mendung. Senja itu tak menghampiri, seakan mengerti bagaimana keadaan isi hati ku yang seperti lautan ini, nampak dari kejauhan seorang pria bagai arjuna yang datang menunggangi kuda putih seakan melesatkan panah tepat pada hati yang lara ini .
 |
Mimpi Yang Sempurna |
Dari kasat mata yang kabur, nampak remang-remang binar matanya yang tajam bagai pedang memancarkan jiwa kesatrianya, terlihat jelas ku pandangi dari arah bias, ia tersenyum sumringah seakan semesta pun membalasnya dengan riang, membuat diriku kalang kabut dan ingin tahu siapa dia sebenarnya? Aku bertanya pada hati kecil yang sedikit bimbang ‘’Siapa dia, siapa dia itu, sebenarnya? Aku ingin tahu sungguh baru pertama kali ini, aku melihatnya ada yang berbeda pada sosok pria itu tapi…, entah apa itu, ada apa dengan jiwanya?’’, seakan waktu itu aku terasa sangat bodoh seperti terhipnotis karismatik nya dan tidak mengenali diri ini, hati ku terombang-ambing tak menentu.
‘’Sungguh laksamana ciptaan Sang Kuasa yang begitu indah dengan goresan tinta emas, hingga saat itu entah kenapa dekup detak jantung ku ketika menatap tajam matanya seakan berhenti, ada yang aneh padaku, seakan matapun tak bisa berkedip, dan alam bawah sadarpun tak mau berpaling dari pria tadi. Perasaan apa ini yang menyergap hati ku akankah ini yang orang namakan cinta, tapi apa mungkin??? (sedikit tak percaya).
Tiba-tiba terdengar langkah ‘’tuk-tuk’’ , suara alas kaki temanku datang dari arah belakang menepuk bahu ku, mengagetkanku seakan jantung ini serasa copot! seketika itu aku terkejut dan hanya tersenyum mengiris malu dengan pipi agak memerah, dia bertanya pada ku apa yang sedang di lamun kan tadi, aku yang tadi merasa kaget dan menjawab pula dengan sedikit agak gugup sambil mengalihkan pembicaraannya. Aku berbincang-bicang dengan teman ku sekian lamanya.
Tetapi aku pun tak bisa berkonsentrasi dengan teman ku, pikiranku melamunkan seseorang tadi dan menyembunyikan dengan perasaanku saat ini. Semakin lama tertutupi semakin resah pula ’’saat itu ragaku entah tak tahu dimana hanya jiwaku yang tertinggal disini, hati ku ini bagaikan bunga yang bertaburan dengan warna merona, terbuai akan wanginya yang harum memberi pelangi yang indah’’.
Mulutku terkunci rapat diam membisu tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, kemelut hati ini sangat sulit aku ceritakan rasanya radarku melayang melintasi samudra. Aku hanya bisa menggoreskan perasaanku lewat lembaran kertas diary putih yang berisi goresan hati yang terpendam ”Dalam diriku yang lemah ini mampu merasakan nikmat-Mu yang begitu besar, apakah aku salah jika menyukai seseorang pria ini, entah apakah ini yang namanya cinta? Aku sendiri sadar siapa diriku, aku bukan orang sempurna dilihat dari fisik namun aku mempunyai hati sepeti mereka, aku tak bersembunyi di balik kegelapan dan aku tak mau terseret arus yang deras akan kah cinta suci ku berlabuh padannya, semua itu aku serahkan pada-Mu?’’.
‘’Aku seperti hidup berada dalam sekenario bintang yang dimainkan produser, namun ini nyata bukan kisah semu’’. Tak terasa waktu pun berlalu rembulan kian menampakan cahaya terangnya di iringi bintang-bintang yang memancarkan sinar terangnya, fatamorgana pun kian semakin terlihat jelas, terlintas lagi tentang seseorang tadi yang mengunci pikiranku.
Dalam keheningan malam yang semakin larut seperti ada yang berbisik pada ku. ’’Apakah engkau ingin menambatkan hatimu sebelum mawar itu mekar?’’ .’’Aku berpikir maksudnya apa? Aku bingung tak mengerti apa aku salah jika menyukainya?’’, namun di sisi lain Rahwana jahat mengusik ku untuk membelah lautan, di sisi lain yang berbeda sang malaikat putih pun membisikan kata-kata indah padaku. ‘’Pikiranmu, hanya melebur hidup mu semua itu akan rapuh oleh waktu’’.
Dalam kehausan ku meminta, ‘’Ya Allah andaikan saja, beri aku kesempatan untuk melihat cahaya itu dari dekat, agar menyinari diriku, bukan aku tak percaya pada mu yang menggoreskan cinta kasih-Mu ,namun rasanya getaran ini sudah tak sanggup aku bendung’’.
Tiba-tiba dari cermin dunia terlihat seorang wanita cantik bagai dewi memakai jilbab putih nan indah, datang dari sinar terang di hadapan ku membawakan setangkai mawar merah, lalu ia berkata bagaikan sutra yang lembut,’’Duhai, engkau sesungguhnya wanita luar biasa itu bisa selalu menjaga perasaannya, Arjuna pun akan kagum melihatmu, jangan engkau menghampirinya, kalau dirimu ingin menjadi mahkota di syurga lihatlah mawar di tangan kiriku apakah engkau mau seperti mawar ini, berguguran karena dipetik sebelum waktunya atau di tangan kananku, mawar yang harum nan elok bercahaya mekar mengeluarkan semerbak keharuman sehingga lebah pun berebut, tunggulah ia!”.
Perkataan itu seperti bahasa syurga nan indah, ’’Aku menangis tak bisa memendung derai air mata, namun wanita tadi membuka naluri ku, ‘’Aku ingin seperti mawar yang mekar tadi tak pernah di sentuh sebelum Arjuna tadi yang memetiknya, dan membawanya ke istana megah berlapis emas di tingkat ke tujuh, ya… sungguh diriku ini sangat bodoh terbuai dengan kesempurnaannya!’’.
Dan lelaki itu hanya tersenyum manis pada ku, menghibur hati yang lara dan suatu saat kelak jika Allah izinkan bertemu dengganku, untuk memetik setangkai mawar yang mekar di hati ku.
Rembulan pun kian melebur menghapus semua bayangnya, fajar mulai terlihat dan burung-burung pun bernyanyi, membangunkan aku dari mimpi yang sempurna ini :) .
PROFIL PENULIS
Nama: Nunik Nurkhodijah
Kelas: X-1
Sekolah: SMA NEGERI 1 TALAGA
Hobby: Membaca puisi,Cerpendan menulis
Alamat Fb: Nunik Nurkhodijah
Judul : Mimpi Yang Sempurna - Cerpen Cinta
Deskripsi : MIMPI YANG SEMPURNA Karya Nunik Nurkhodijah Senja di sore itu ketika aku bersandar di belakang cahaya redup, menikmati mentari yang akan...
keyword :
Mimpi Yang Sempurna - Cerpen Cinta,
Cerpen Cinta