Mengayuh Ridho di Kota Kuda - Cerpen Islami

  • mbahbejo
  • kata
    • kata lucu
    • kata bijak
    • kata mutiara
    • kata cinta
    • kata gokil
  • lucu
    • gambar lucu
    • pantun lucu
    • tebakan lucu
    • kata lucu
    • cerita lucu
  • berita
    • berita unik
    • berita politik
    • berita artis
    • berita aneh
  • kesehatan
    • asam urat
    • kanker
    • jantung
    • hepatitis
    • ginjal
    • asma
    • lambung
  • gambar
    • gambar unik
    • gambar lucu
    • gambar aneh
    • gambar animasi
    • video lucu
  • hoby
    • burung
    • ikan
    • piaraan
  • contoh
    • surat lamaran
    • recount text
    • descriptive text
    • curriculum vitae
    • deskripsi
  • video
    • video lucu
    • video hantu
    • video polisi
    • video totorial
    • video panas
    • video lagu
  • blog
    • SEO
    • template
    • script
    • widget
    • backlink
    • imacros
  • komputer
    • excel
    • macro excel
Home » Cerpen Islam » Mengayuh Ridho di Kota Kuda - Cerpen Islami

Mengayuh Ridho di Kota Kuda - Cerpen Islami

MENGAYH RIDHO DI KOTA KUDA
Karya Dini Andriani

Langit cerah menghempaskan nafas dari segala kepiluan. Burung-burung bernyanyi mengindahkan pagi. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu.
Pikiran dan hati kadang tak sejalan. Namun, ya... enjoy sajalah.
Ilmu, sebenarnya ilmu itu apa sih? Sepertinya semua orang sibuk dengan ilmu. Tentunya bukan hanya aku yang mengatakan semua itu. Bagiku, ilmu adalah sesuatu yang wajib dicari. Mengapa tidak? Dengan ilmu kita dapat mengamalkan apa yang kita ketahui. Dengan ilmu kita menjadi tahu. Bahkan yang mampu membedakan antara manusia dengan hewan pun adalah ilmu.

Mengayuh Ridho di Kota Kuda
Dan.... yang sedang aku tempuh sekarang adalah menuntut ilmu.aku adalah anak yang terbilang bandel. Tapi, semaksimal mungkin aku berusaha selalu on time terhadap apa pun. Tempat aku menuntut ilmu sekarang adalah di Pondok Pesantren Al-Multazam yang terletak di Jalan Raya Manis Kidul, Jalaksana Kuningan.
Pondok pesantren ini adalah satu dari sekian pondok pesantren yang aku pilih. Aku tidak tahu-menahu mengenai asal-usul pondok ini. Tetapi, aku berusaha mengetahuinya dengan cara searching di internet. Zaman sekarang,apa sih yang tak dibilang mudah. Semua sudah serba canggih . Karena kita dapat menggunakan hal apa-pun dengan media teknologi yang canggih. Subhanallah ya... umumnya sih aku searching bukan untuk lihat-lihat seputar pondok, tetapi facebook-an. Hahaha. Maklumlah anak muda sekarang, sama yang namanya teknologi itu begitu sangat antusias.

Huuuuh.....enggak gampang yang namanya menjalani pondok. Akukan anaknya so far so good. Namun, setelah menjadi anak pondok jadi begitu sangat bad.
Alhamdulillah, aku menuntut ilmu hanya karena aku ingin mencari keridhoan Allah. Aku ingin menghapus kesalahan dan perilaku yang kulakukan di masa lampau.
Dulu, aku adalah anak yang sering main, jarang salat, bahkan hingga membuat orangtuaku pusing dengan perilaku yang aku perbuat. Akhirnya orang tuaku memutuskan untuk memasukan aku ke pondok, Dengan harapan,aku dapat menjadi apa yang mereka harapkan. Entah ada angin apa tiba-tiba aku menyetujuinya dan aku berharap aku dapat menemukan sesuatu yang tidak aku temukan di luar sana. karena bagiku,menuntut ilmu itu penting. Karena, tidak semua orang menuntut ilmu bisa mengamalkannya dengan baik. Dan, innalillahi juga apabila menuntut ilmunya hanya karena ingin mencari kebahagiaan dunia saja.
Surya tenggelam keperaduannya....gelap, pilu, sepi dan tanpa nyanyian. Yang ada hanya suara berang-berang yang mengusik kesunyian.

Ya Allah...tak terasa waktu menuntunku menjadi sosok yang rajin ibadah dan takut dengan tata tertib. Kota ini menjadikan saksi untukku, untuk perubahan yang indah, “Terimakasihku padamu Ya Allah, atas anugerah yang Kau limpahkan padaku.namun,aku bukanlah orang yang sempurna.aku juga tak luput dari dosa dan kesalahan.” Aku selalu senantiasa berdoa mengharapkan keridhoan atas ibadah yang aku laksanakan. Janjiku saat ini adalah aku akan selalu beristiqomah dengan perubahan–perubahan yang begitu membuatku sadar akan pentingnya sebuah agama. Aku diajarkan oleh salahsatu guruku bahwa, ”Ilmu tanpa agama itu tidak ada apa-apanya.” Otomatis aku belajar juga harus disertai dengan pengokoh yang kuat. Pengokoh itu adalah ibadahku terhadap Allah Swt.

Di setiap hari yang aku lewati tidak lepas dari suatu kepercayaan. Sosok dari kepercayaanku adalah Al-Quran yang senantiasa selalu membuat hatiku tenang ketika apa pun terjadi setelah aku membacanya. Al-Quran yang membimbingku untuk selalu berada di jalan dengan memenuhi anjuran yang di anjurkan oleh Allah. Keridhoan serta keikhlasan yang aku tanamkan dalam hati untuk menuntut ilmu ini hanya karena aku ingin membebaskan orang tuaku dari siksa api neraka.

Dalam sujudku, aku selalu berdoa, ”Ya allah....lindungilah orang tuaku, jagalah mereka di mana pun mereka berada. Terangilah setiap jalan dan kehidupan yang mereka lakukan. Ya allah... jadikanlah aku anak yang sholehah, anak yang berbakti kepada kedua orang tuaku. Jangan kau bebankan aku untuk kehidupan mereka. Mereka telah mengasihiku selama aku di buaian sampai aku dewasa seperti sekarang ini.”
Terkadang, jika aku teringat akan keluargaku, aku selalu menangis. Hehehe.
Maklumlah, namanya juga baru pertama kali merasakan hidup di pesantren. Insyaallah, dengan niatku, aku akan menuntut imu sebaik mungkin dan semampu yang aku bisa. Aku telah berusaha dan usaha yang aku lakukan aku serahkan kembali kepada Allah Yang Maha Pencipta.

Menuntut ilmu itu ternyata indah jika kita menggunakan dan melaksanakannya dengan prosedur yang baik. Ilmu itu untuk diamalkan kawan, bukan untuk di sombongkan. Apalagi sampai digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna dan mencelakakan diri kita sendiri. Itu merupakan sebuah kelaknatan. Allah memberi ilmu, namun, kita mempergunakannya untuk hal negatif. Berarti, kita telah menyiapkan satu tempat di neraka. Tapi, berbeda lagi dengan orang yang mengamalkan ilmu, berarti dia telah menyiapkan satu tempat di surga.
“Ya Allah...kapan ya, aku bisa menjadi orang yang bener-bener taat pada agama. Sedangkan, terkadang kalau aku lagi benci terhadap seseorang, aku suka menggunjing orang tersebut. Masya Allah, aku belum bisa menjadi orang yang benar-benar diharapakan. Masih banyak yang perlu aku perbaiki, termasuk perilaku yang aku lakukan.

Khemmm... nuansa indah dari pondok itu adalah kebersamaan. Walaupun terkadang banyak percekcokan di antara kita, tetapi kawan tak bisa jadi lawan. Kapan ya? Aku bisa mempunyai sesuatu yang benar-benar buat aku menjadi penghuni surganya Allah? Terus, apa bisa kalo misalnya aku meminta hak aku terhadap orang tuaku? Boleh gak sih, aku meminta keadilan terhadap Allah tentang kehidupan yang aku jalani?
Banyak sekali hal yang selalu aku pertanyakan. Namun, aku tidak pernah berani untuk menyakan hal tersebut. Untuk berusaha ridho dan ikhlas saja,aku membutuhkan cara sendiri. Aku orangnya tidak mudah menerima yang memang bertentangan dengan apa yang aku rasakan. Terlebih lagi, apa yang ada di hadapan aku adalah sesuatu yang tak pernah aku sukai.

Pondok pesantren Al-Multazam... be celean, be smart, Allahu Akbar. Pesantren ini benar-benar beda dari yang lainnya dengan fasilitas yang lengkap. Namun, anak-anaknya yang kurang lengkap. Kurang lengkap dalam ibadah. Sepertinya jarang sekali aku dapat melihat kawan-kawanku masuk ke dalam mesjid. Tapi, ya... mau bagaimana lagi, diajak juga pasti selalu, “Duluan aja,nanti aku nyusul.” Padahal nyusulnya itu kapan coba. Tapi, ya… terserah mereka juga sih, aku juga merasa kalau aku belum sepenuhnya menjadi orang yang taat.terkadang,aku juga jika kemalasan sudah melanda,aku sulit banget yang namanya mengikuti peraturan.

Always get your spirit for now. Walau kadang-kadang bolong,tapi yang penting niatnya saja tidak bolong. Iya enggak? Dalam syair Ta’lim Muta’alim yang aku pelajari bersama guruku,”Innamaa a’malu binniat (sesungguhnya,ilmu itu tergantung pada niatnya)”. Otomatis, jika niat kita baik, namun orang-orang tidak menerima kita, ya...jangan terlalu dipikirkan. Karena belum tentu juga mereka lebih baik daripada kita.
“Innallahha ma’asshoobiriin (sesungguhnya Allah beserta dengan orang-orang yang sabar.)”
Orang sabar bukan berarti selalu menrima kekalahan. Tetapi, bersiap untuk menjadi seorang pemenang dalam Akidah Islam. Aku sih, termasuk orang yang penyabar setelah aku dimasukan ke pondok. Bukan riya’ ataupun sombong, tetapi memang itu kenyataannya kok. Ingatlah, ”Ridho allah tergantung pada keridhoan orang tua, dan murka Allah tergantung pada murkanya orang tua, ”Itu yang selalu aku ingat. Makanya, aku berusaha menjadi anak yang taat, sholehah dan istiqomah dalam hal kebaikan.

Kebaikan itu gampang kok, asalkan di sertai dengan niat yang ikhlas karena Allah. Selama kita masih hidup, selama kita masih di berikan kesempatan, mengapa tidak? Kebaikan itu, pahala dan nilainya begitu sangat besar. Berbeda dengan kita hanya selalu berbuat keburukan. Hidup juga tak akan tenang, senang, dan tenteram. Hidup itu hanya sekali. Jadi, dari sekarang apa salahnya untuk kita merubah diri kita dengan mengayuh keridhoan Allah.

PROFIL PENULIS
Nama : Dini Andriani
TTL : Ciamis,03 Desember 1995
Sekolah : SMAN 1 KAWALI
Alamat : JALAN PORONGGOL RAYA No 9 telp (0265)791240 KAWALI - CIAMIS JAWA BARAT

Baca juga Cerpen Islam yang lainnya.
Ditulis oleh Unknown, Sabtu, 22 Juni 2013 11.29- Rating: 4.5

Judul : Mengayuh Ridho di Kota Kuda - Cerpen Islami

Deskripsi : MENGAYH RIDHO DI KOTA KUDA Karya Dini Andriani Langit cerah menghempaskan nafas dari segala kepiluan. Burung-burung bernyanyi mengindahkan p...
keyword :Mengayuh Ridho di Kota Kuda - Cerpen Islami, Cerpen Islam
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Postingan Populer
  • Cinta Antara Adik dan Kakak Kelas - Cerpen Romantis
    CINTA ANTARA ADIK DAN KAKA KELAS Karya Himatul Aliah Suatu hari dimana semua orang sudah terbangun dan bersiap-siap untuk memulai akt...
  • Sepasang Bidadari - Cerpen Ibu
    SEPASANG BIDADARI Karya Albertus Kelvin Namaku Mitsuko. Hari ini aku masuk sekolah seperti biasa. Ditemani oleh awan yang mendung dan...
  • Daun daun Pun Berguguran - Cerpen Cinta Remaja
    DAUN-DAUN PUN BERGUGURAN Karya Beatrix Intan Cendana Hari ini tepatnya musim gugur yang bagiku cukup menyejukkan, mungkin tak seperti...
  • Tiga Bulan Berujung Tangis - Cerpen Sedih
    TIGA BULAN BERUJUNG TANGIS Karya Khanissa Aghnia Afwa Namaku Ifha Dwi Ashilla, singkatnya Ifha. Aku seorang murid kelas 11 di SMA Negeri Ban...
  • Senja Pengusir Cahaya - Cerpen Cinta
    SENJA PENGUSIR CAHAYA Karya Atep Maulana Yusup Sabtu malam yang panjang dan sulit. Bagaimana tidak, aku di percaya untuk bicara langs...
  • Boneka Beruang dan Sepeda Butut - Cerpen Persahabatan
    BONEKA BERUANG DAN SEPEDA BUTUT Karya   Radifa Farah Putri berjalan lesu sepulang sekolah. Ia sangat tersinggung dengan perkataan Sarah keti...
  • Pelangi di Malam Hari - Cerpen Cinta Romantis
    PELANGI DI MALAM HARI Karya Elisabeth Cecilia Setiap nafas yang kurasakan aku selalu merindukan pelangiku, selalu mencari-cari segalanya yan...
  • Berhenti Mencintaimu - Cerpen Cinta
    BERHENTI MENCINTAIMU Karya Mellysaurma Aku terlarut dalam lagu Tak sanggup lagi(Rosa) yang mengalun begitu lembut. Begitulah kiranya ya...
  • Kumpulan Cerpen Remaja Part III Update 2013
    Cerpen Remaja - Banyak Cerpen Remaja yang sahabat Loker Seni Kirimkan ini bahwa menandakan dunia fiksi di Indonesia ini sangat berkembang ...
  • Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja
    JANGAN MELIIHAT BUKU DARI SAMPULNYA Karya Mahendra Sanjaya Hi.. perkenalkan, namaku Mahendra Sanjaya. Teman-teman biasa memanggilku Jaya. Ak...

Info mbahbejo © Mengayuh Ridho di Kota Kuda - Cerpen Islami