Kekasih yang Bersembunyi - Cerpen Cinta

  • mbahbejo
  • kata
    • kata lucu
    • kata bijak
    • kata mutiara
    • kata cinta
    • kata gokil
  • lucu
    • gambar lucu
    • pantun lucu
    • tebakan lucu
    • kata lucu
    • cerita lucu
  • berita
    • berita unik
    • berita politik
    • berita artis
    • berita aneh
  • kesehatan
    • asam urat
    • kanker
    • jantung
    • hepatitis
    • ginjal
    • asma
    • lambung
  • gambar
    • gambar unik
    • gambar lucu
    • gambar aneh
    • gambar animasi
    • video lucu
  • hoby
    • burung
    • ikan
    • piaraan
  • contoh
    • surat lamaran
    • recount text
    • descriptive text
    • curriculum vitae
    • deskripsi
  • video
    • video lucu
    • video hantu
    • video polisi
    • video totorial
    • video panas
    • video lagu
  • blog
    • SEO
    • template
    • script
    • widget
    • backlink
    • imacros
  • komputer
    • excel
    • macro excel
Home » Cerpen Cinta » Kekasih yang Bersembunyi - Cerpen Cinta

Kekasih yang Bersembunyi - Cerpen Cinta

KEKASIH YANG BERSEMBUNYI
Karya Beri Hindari

Siapa yang akan menjawab ?
Jika aku bertanya “ Di mana kekasihku ? “
Mungkin hanya untaian rindu
Dan rantai hari yang menanti

Di mana dirimu kekasihku ?
Sembunyikah engkau dari cintamu ?
Seperti matahari dan bulan
Yang lama tidak bertemu…

Hari ini aku dan Dita sibuk melakukan praktikum anatomi tubuh manusia, kami sama-sama kuliah jurusan kedokteran, kebetulan kami sekarang mendapatkan mayat yang telah di beri izin untuk kami otopsi bersama teman sekelompok lainnya, mayatnya masih seger lho. (.~~). Semuanya berjalan lancar, hanya saja setelah membelah dada mayat, Dita terlihat lemas, padahal biasanya dia kuat melakukan otopsi seperti ini.
Setelah hampir lima jam kami selesai, aku, Dita dan kelompokku bubar dengan tugas untuk membuat laporan. Kecuali aku dan Dita yang masih tinggal di ruang praktek.

Kekasih yang Bersembunyi
Tiba-tiba Dita menarikku, memelukku erat. (o’ ‘)?.
“Aduh, kamu ini Yang, nanti ada orang masuk gimana?“ kataku.
“Habis kalau gak begini, aku gak bisa melupakan mayat tadi“ katanya polos.
“Kalau begitu, kita pergi saja dari tempat ini, kita refreeshing !“ (-^^)/(‘ ‘a).
“Ya, ayo bawa aku kabur dari tempat ini“ katanya memelas lalu tertawa (^^D).
Setelah itu, kami pergi dari ruang praktek dan keluar dari kampus, meninggalkan hari yang melelahkan. (.--). Setelah istirahat sambil makan siang, kami pergi jalan-jalan menelusuri tempat-tempat yang banyak pohon untuk beberpa jam.
Aku dan Dita sudah satu tahun pacaran, dan kami sudah sangat serius, pokoknya aku Cinnnnnta sama dia, ya Dita ya… (.^^)..

Akhirnya setelah jalan-jalan aku singgah ke kostan Dita, sekalian makan malam di tempatnya, setelah makan malam kami berbicara panjang lebar, sambil aku memeluknya yang duduk di depanku.
“Yang, aku sudah gak bisa berpaling lagi dari kamu, aku sayaaaaaang sama kamu“ kataku. Gombal ya, tapi ini keluar dari hatiku. (.~~).
“Jadi sebelumnya kamu suka berpaling ya!“ katanya. (. ‘ ‘)?.
“Bukan begitu, awal-awalkan kita masih saja suka ribut, saling gak percaya, tapi ternyata setelah satu tahun ini aku sadar betul indahnya sikapmu!“
“ Mmmmmm, gombal!“
“Tapi lucu ya, kalau aku memper-istri kamu kelak, kita sama-sama dokter, nanti kalau sakit, kita saling mengobati, tapi… tetep profesional ya “ . hehe, kataku, (.^^).
“Memang siapa yang mau jadi istri kamu?, ih ke-PD-an!“ Dita manja.
“Biarin, kalau gak mau, aku akan bawa kabur kamu dan akan kupaksa jadi istriku!“
“…“ Dita.
“Kenapa?“ tanyaku melihat Dita diam.
“Ya, bawa kabur saja aku, kalau suatu saat aku tidak mau mendampingi kamu?”

Aku sedikit aneh mendengar perkataan Dita. (.’ ‘)?.
“Kenapa?, ada apa Yang?“ tanyaku.
“ ggak ada apa-apa, hanya saja akupun berpikir, aku gak ingin kehilangan kamu hingga akhir hidupku, bodoh rasanya kalau aku harus menghilangkan kamu dalam hidupku“ katanya. (.--).
Aku tidak tahu harus bicara apa, aku hanya bisa mengungkapkannya lewat pelukanku. Tepat pukul 21.00, aku pulang ke kostanku, dengan meninggalkan pesan pada Dita melalui ucapanku.
“Yang, wajah ini adalah apa yang benar-benar aku butuhkan untuk kulihat besok dan seterusnya, baik-baik ya, jumpa lagi besok“ kataku. Lalu aku pulang dan tidur. (,--), zzzz.
@)>>->--,,,--<- br="">
(--.). Dua bulan sudah aku tidak bertemu Dita, dua jam sudah aku menunggu, di café dekat kampus, setelah kami berjanji untuk bertemu kali ini, brengsek!, (~`’), ada apa sebenarnya?, kenapa akhir-akhir ini Dita selalu menghindar dariku. Dia seakan-akan bersembunyi dariku, ada apa?, adakah sesuatu yang membebanimu?. Di kostannya dia selalu tidak ada, selama dua bulan?, lalu dia tinggal di mana?. Aku hubungi orang tuanya, mereka bilang Dita belum pulang selama dua bulan ini?. Tapi aku tidak mengatakan bahwa dua bulan ini Dita tidak ada di kostannya. Aku tidak mau orang tuanya khawatir.
Aku coba hubungi HP-nya, tidak ada nada sambung. (.--). Kemana engkau kekasihku?.
“Kamu ada di sini rupanya!“ suara ini membuyarkan sejuta tanya di benakku. Dia teman akrabku yang aku percaya di kampus, namanya Facce.
“Kamu Ce! “ kataku “ Ya, aku lagi nunggu Dita“ (.~~).
“Jadi, kamu masih belum juga ketemu Dita selama ini? “
“Ya, aku cukup lelah dan khawatir, aku gak tahu dia ada di mana dan bagaimana keadaannya“ (.--).
“Sayang sekali, aku ikut prihatin“ Facce.

Aku minum dulu orenge juice yang ku pesan “Menurutmu, apa mungkin Dita sudah gak lagi ingin bersamaku dan gak mencintaiku lagi?“
“Mendengar cerita kamu dengan Dita, sepertinya itu tidak mungkin“ jawabnya singkat “Sebenarnya aku sengaja mencari kamu tadi di kampus, kata teman sekelasmu, katanya kamu ada di sini“
“Mencariku?, ada apa?, apa ada hubungannya dengan Dita?“ (-‘ ‘), aku langsung antusias.
“Tapi aku harap kamu tidak langsung mengambil kesimpulan, ok!?“
“Ya, ada apa?, jadi benar ini tentang Dita?“
“Begini, dua minggu yang lalu aku melihat Dita, dia ada di taman Monumen Pahlawan pada hari Kamis, aku sedang magang di klinik mata dekat taman itu, kalau pulang aku sengaja selalu lewat taman itu karena udaranya segar “ katanya “ Lalu aku lihat Dita lagi pada hari Senin, kemudian aku lihat dia pada hari Kamis, aku simpulkan, sepertinya itu jadi jadwal rutin“
“Benarkah?, ini hari Kamis, kemungkinan Dita ada di sana!?“
“Mungkin, aku yakin kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan segera dan bijaksana “ katanya membuatku ingin bertanya. (,’’)?.
“Apa lagi yang kamu lihat?“ tanyaku.
“Tidak, ayolah segera kesana, ini pukul setengah tiga, aku lihat dia berada di sana antara pukul tiga hingga setengah empat“
“Baiklah, terima kasih, Ce!“ (.’ ‘), aku segera berangkat menuju taman Monumen Pahlawan.
Setengah jam kemudian aku sampai di taman, aku telusuri setiap sudut taman, hingga bagian terakhir yang belum aku telusuri, aku gelisah….
Aku melihat Dita dalam jarak lima meter di depanku, dia duduk di sebuah bangku taman, lututku bergetar, aku baru sadar ternyata sebesar ini kerinduanku…(.~~), aku rasa kekesalanku hilang karena aku mencintai Dita…, Dita. Jantungku berdegup keras, ‘ DEG…DEG…DEG ‘, seakan aku menemukan kembali duniaku untuk singgah, aku melangkah perlahan mendekatinya, tapi…
Aku lihat seorang lelaki berkaca mata menghapiri Dita dan duduk di sebelahnya. Siapa dia?. (-`’)?. Aku mundur beberapa langkah dan bersembunyi di balik pepohonan, sambil mengawasi Dita.
Mereka berbicara sangat akrab, dan… sesekali aku melihat lelaki itu merangkul Dita bahkan memeluknya, ini tidak mungkin!?. Mungkin ini pesan yang tidak Facce sampaikan padaku, dia ingin aku melihatnya langsung.
Dita…, tanpa kusadari aku lemas terlunglai hingga aku terduduk bersandar pada pohon tempat aku bersembunyi, aku tidak bisa marah, aku merasa duniaku hancur… (_--). Kenapa kau lakukan semua ini Dita, sekuat apapun aku mencoba, air mataku terjun.
Akhirnya aku pergi dari taman Monumen Pahlawan, meninggalkan semua ini…, tanpa sempat bertemu Dita… Sudahlah…. (-**)..
@)>>->--,,,--<- br="">
Ceritanya sudah berubah, aku saat ini sedang berusaha melupakan Dita…, sedikit demi sedikit. Cinta ini sudah terlalu berkarat.
Aku dan Facce membuka layanan kesahatan secara cuma-cuma, semua ini selain praktek terjun ke masyarakat, juga untuk menyelesaikan skripsi kami, aku dan Facce sepakat untuk segera lulus, terlebih aku ingin segera meninggalkan suasana kampus untuk bisa melupakan semuanya.

Dua bulan sudah sejak aku melihat Dita di taman Monumen Pahlawan. Bayangan itu masih terlintas jelas dalam pikiranku. (.--).
“Ini sudah jam istirahat, lapar nih“ Facce. (.’’).
“Aku juga, aku ingin makan banyak!“ kataku.\(‘`D)/.
“Ayo!“

Kami berjalan meninggalkan klinik. Hingga langkahku terasa dipaku dengan bumi, di depanku Dita sedang berdiri melambaikan tangan dengan sungkan, aku lihat dia baik-baik saja.
“Hi“ Katanya padaku (,^^) “Hi, Ce“ sambungnya.
“Hi“ Facce.
Aku tidak menjawab… (.`’).
“Sebaiknya aku duluan“ Facce lalu meninggalkan kami, aku tidak bereaksi.

Kami berdiam diri sesaat, tanpa bicara.
“Apa kabar?“ katanya.
“Baik!“ jawabku singkat. (-`’).
“Aku ingin bicara, kamu ada waktu?“
“Sebenarnya ini jadawal istirahat, tapi baiklah, kita bicara di dalam“

Aku mengajak Dita keruangan belakang klinik. Lalu kami duduk pada bangku panjang yang sama.
“Ada apa?“ tanyaku.
“Sebelumnya aku minta maaf, seharusnya sejak empat bulan yang lalu aku menceritakan semua ini“ (.--)…
“O ya?“
“Aku tidak tahu harus mulai dari mana“ katanya seperti kebingungan.
“Bagaimana kalau mulai dari kebersamaan kamu dengan kekasih kamu di taman Monumen Pahlawan“ kataku pedas. (_`’).
Dita menatapku sesaat “Jadi kamu pernah melihatku?“
“Kamu menyesal aku melihal kalian?“
“Ada sesuatu yang kamu belum ketahui!“ katanya meyakinkan.
“Ya, tapi aku sudah tahu semuanya!“

Dita menatapku lebih serius.
“Sungguh?“ Dita.
“Ya “ kataku, aku tidak lagi bisa menahan marahku, (-`’) “ AKU TAHU KAMU ADALAH WANITA PENDUSTA, YANG TEGA MEMPERMAINKAN CINTA, MULUTMU ITU PENUH DENGAN RACUN“ kataku “Aku tidak menyangka kamu sekejam itu, padahal aku begitu menyayangimu!“

Dita lebih serius lagi menatapku “Bukan!, bukan itu!, aku…“
‘ Plak ‘, aku tampar Dita dengan keras hingga bibirnya berdarah.
“CUKUP!!, AKU SUDAH MULAI MELUPAKANMU, JIKA KAMU BERMAKSUD INGIN MEMPERBAIKI HUBUNGAN KITA!, ITU SUDAH TERLAMBAT“ kataku “Aku minta kau gak perlu menemuiku lagi !“

Dita menatapku dan menangis. Aku… tidak peduli.
“Baiklah!, sebaiknya memang begitu, maafkan aku!“ katanya sambil menyeka darah dari mulutnya. Lalu beranjak pergi. (.~~)…
Dita sempat membalikan badannya dan berkata “ Aku menyayangimu, engkau selalu jadi kekasihku! “
Akhirnya aku duduk sendiri, terasa berat untuk bergerak… aku sedikit merasa menyesal. Hingga Facce datang, membawakan makanan untukku. Aku tidak mau membicarakannya. Sudahlah.
@)>>->--,,,--<- br="">
Satu tahun kemudian aku benar-benar melupakan Dita, hari ini akan melelahkan, karena aku di wisuda, aku akan mendapatkan gelar dokter, \(^^D)/. Begitu juga Facce. Akhirnya, semuanya tuntas.
Setelah tujuh jam acara wisuda selesai, aku dan Facee, keluar ruangan dengan ceria dan membawa Ijazah. (,^^), senangnya.
Kami berbicara tentang rencana kami selanjutnya, sambil tertawa lega, orang tua kami juga datang. Tapi… aku tidak melihat Dita, juga orang tuanya, mungkin Dita tidak lulus pada tahun ini, kenapa aku masih memikirkan Dita?, akh, sudahlah.

Aku dan Facce pamit pada orang tua kami, untuk merayakan wisuda ini dengan beberapa teman, pada sebuah café. Baru kami bermaksud pergi dengan mobil Facce, seorang lelaki menghalangi mobil Facce.
“Siapa dia?“ Facce.

Aku perhatikan orang itu dengan seksama…, aku ingat dia adalah orang yang bertemu Dita di taman Monumen Pahlawan, tapi juga aku baru sadar dia adalah salah satu dosen di kampusku.
“Dia kekasih Dita!“ kataku. (.`’).

Facce menatapku seakan dia juga teringat sesuatu. Aku segera turun dari mobil dan menemui orang ini.
“Ada apa?“ kataku.
“Kamu Tira-kan?“ katanya menyebut namaku.
“Benar!, dan kalau tidak salah anda kekasih Dita!“ kataku.
“Anda salah paham!, aku bukan kekasih Dita!“

Aku heran mendengarnya, Facce yang juga sudah turun dari mobil, heran mendengarnya.
“Lalu?“ tanyaku. (.`’)?.
“Aku membawa berita tentang Dita!“
Aku tersenyum mendengarnya “Apapun berita itu, sudah tidak ada hubungannya lagi denganku, sebaiknya anda tidak menghalangai kami!, permisi, kami sudah di tunggu!“

Aku mengajak Facce untuk pergi dari tempat ini.
“Dita sekarat!“ katanya.

Aku berhenti melangkah, begitu juga dengan Facce, kami saling pandang sesaat.
“Sebenarnya dia HIV positif“ katanya.
“Maksud anda?“ tanyaku. (.’’)?.
“Aku adalah dokter pribadinya, atas rujukan orang tua Dita, 10 tahun yang lalu dia terkena virus HIV AIDS, melalui pisau bedah orang yang HIV positif, dia terluka oleh pisau itu, kira-kira setahun yang lalu dia selalu konsultasi denganku, hingga dia masuk karantina“
“Anda tidak bercandakan?“ kataku mulai gugup.
Dia tidak menanggapi perkataanku “ Sebulan yang lalu mulutnya sobek besar, karena sistem pertahanan tubuhnya sudah lemah, luka itu tidak lekas sembuh, lalu menjadi infeksi akut, selain itu dia memang sudah sangat lemah“ katanya “ Keadaannya kritis sekarang, dia sekarat, satu keinginan dia sebelum meninggal, dia ingin menemui kamu! “

Aku seperti tersambar petir rasanya, ini tidak mungkin, kenapa Dita tida bicara padaku, dan luka di mulutnya itu, mungkinkah itu karena tamparanku. Dita… Tubuhku terasa lemas. (.--).
“Sebaiknya kau temui dia“ Facce.
“Dimana dia?“ Tanyaku pada dokter itu.

Dia lalu menuliskan alamatnya dan memberikan padaku.
“Ini bukan rumah sakit?“ tanyaku.
“Bukan, dia tidak mau di bawa ke rumah sakit, dan mungkin dia akan mengingkari bahwa dia ingin bertemu kamu!“

Aku melihat alamat itu dengan seksama, alamat ini cukup jauh. Facce melihat alamat itu.
“Ini cukup jauh, biar aku antar kamu“
Aku tidak tunggu lama lagi, aku dan Facce segera berangkat setelah mohon diri pada dokter tadi.
Setelah dua jam dan bertanya-tanya alamat, kami sampai pada sebuah rumah di tepi danau yang banyak terdapat pepohonan rindang.
Aku melangkah dengan berat, semetara Facee memilih untuk menunggu di mobil, sedikit demi sedikit aku mendekati rumah itu, hingga aku menemukan seorang wanita duduk pada sebuah kursi roda, dia membelakangiku. Tapi aku tahu itu Dita…(.~~).
Aku berusaha untuk memanggilnya, lalu “Ditaa…?“ Kataku sambil menitikan air mata tanpa aku sadari.

Dita berbalik dengan perlahan dan ragu, aku bisa melihat perban besar menutupi pipi kirinya, mungkin wajahnya yang sebelah kiri luka. Selain itu aku lihat dia kurus dan sangat lemas, nafasnya pendek.
“KAMU!?, apa yang kau lakukan di sini?“ katanya. (.`’)?.
“Aku menjemputmu“ kataku lirih. (.~~).
“Pergilah, kita sudah gak ada hubungan apa-apa lagi!“ katanya, sambil membuang muka “Aku…“
“CUKUP!!, jangan usir aku!“ aku potong ucapannya “Biarkan aku menemanimu, biarkan aku…“ Aku tidak sanggup bicara lagi.

Aku melangkah cepat mendekati Dita, dan membenamkan kepalaku pada pangkuannya yang sedang duduk di kursi roda. Air mataku benar-benar tidak bisa kubendung lagi. Aku rasakan tangannya bergetar menyentuh rambutku.
“Ternyata aku mencintai wanita yang begitu tangguh, tidak akan pernah ada wanita yang bisa menggantikan engkau di hatiku“ kataku di sela tangisku “Seharusnya aku izinkan engkau menyampaikan semua ini saat itu, …aku tahu, kamu akan menyampaikannya saat itu…, tapi aku hanya bisa menamparmu hingga kau seperti ini, maafkan aku “ (.~~).
“Tira kekasihku, tidak perlu ada yang disesali, walau aku bisa menyerahkan hati ini, tapi aku tidak bisa menyerahkan tubuh ini padamu, apa lagi engkau begitu tulus ingin memper-istri-kan aku, tidak mungkin aku membagi wabah ini padamu, karena aku mencintaimu kekasihku“ katanya semakin menyayat hatiku “Berdirilah!“
Aku tidak berdiri dengan kakiku, tapi dengan lututku “Adalah mimpiku untuk bisa membenamkan wajahku pada pangkuanmu, karena hatiku sudah mengakui engkau adalah suamiku, walau itu tidak akan terjadi, kamu tidak boleh seperti ini!“

Dita bersusah payah mengangkat diriku, aku berdiri dan berusaha menyembunyikan tangisanku yang menjadi-jadi. (.~~). Tapi aku lihat Dita tersenyum tenang. (^^,).
“Aku ingin membawamu!“ kataku.
“Bawalah aku kemanapun engkau mau, aku akan bahagia di saat terakhir hidupku ada engkau di sampingku“ (.^^).
Lalu aku membawa Dita pergi, dengan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis lagi, karena aku ingin Dita hanya melihat aku tersenyum.

Aku sempat bertanya, dengan siapa Dita tinggal di rumah tadi, ternyata dokter itu yang merawat Dita.
“Pasti dr.Dian yang memberi tahu semua ini-kan!?, padahal aku minta dia supaya merahasiahkan semua ini“

Aku tidak bicara.
“Hari ini kamu jadi dokterkan?“ katanya.
“Iya Sayangku!“
“Selamat ya?“ (,^^).
Aku membawa Dita kerumah sakit, sepanjang jalan dia tidak melepaskan tanganku dari genggamannya…

Dua hari kemudian, Dita menghembuskan nafas terakhirnya…, dan aku merasa menjadi orang yang paling bersalah…, kendati-pun aku menagis dan meraung, Dita tidak akan kembali.
Kalimat yang dia ucapkan terakhir kali “Aku pernah bilang, aku tidak ingin kehilanganmu hingga akhir hidupku, aku bahagia hidup dan mati dengan cintamu, jangan salahkan dirimu… aku mencintaimu“
Dita pergi dengan wajah yang paling indah yang pernah aku lihat. (.^^).
@)>>->--,,,--<- br="">
Sekarang aku duduk di halaman rumah sakit jiwa…. (,~~), menunggu pengesahan aku boleh pulang, dan mengabdi sebagai dokter, aku ingin membantu pengidap AIDS…, agar tidak ada lagi Dita yang berjuang sendiri. Dita… aku selalu mencintaimu…

Kekasihku telah bersembunyi
Menjaga hatiku dari luka
Kini… aku melihatnya di mana-mana…

PROFIL PENULIS
NAMA : BERI HENDARI
TEMPAT TGL LAHIR : SUKABUMI,27-O2-1982
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
AGAMA :ISLAM
STATUS : MENIKAH
PEKERJAAN : KARYAWAN SWASTA / PELATIH TEATER
HOBI : MENULIS NOVEL, NASKAH DRAMA DAN LAGU, TEATER, MUSIK, OLAH RAGA (SILAT). KOMPUTER

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Ditulis oleh Unknown, Senin, 17 Juni 2013 23.52- Rating: 4.5

Judul : Kekasih yang Bersembunyi - Cerpen Cinta

Deskripsi : KEKASIH YANG BERSEMBUNYI Karya Beri Hindari Siapa yang akan menjawab ? Jika aku bertanya “ Di mana kekasihku ? “ Mungkin hanya untaian rindu...
keyword :Kekasih yang Bersembunyi - Cerpen Cinta, Cerpen Cinta
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Postingan Populer
  • Cinta Antara Adik dan Kakak Kelas - Cerpen Romantis
    CINTA ANTARA ADIK DAN KAKA KELAS Karya Himatul Aliah Suatu hari dimana semua orang sudah terbangun dan bersiap-siap untuk memulai akt...
  • Sepasang Bidadari - Cerpen Ibu
    SEPASANG BIDADARI Karya Albertus Kelvin Namaku Mitsuko. Hari ini aku masuk sekolah seperti biasa. Ditemani oleh awan yang mendung dan...
  • Daun daun Pun Berguguran - Cerpen Cinta Remaja
    DAUN-DAUN PUN BERGUGURAN Karya Beatrix Intan Cendana Hari ini tepatnya musim gugur yang bagiku cukup menyejukkan, mungkin tak seperti...
  • Tiga Bulan Berujung Tangis - Cerpen Sedih
    TIGA BULAN BERUJUNG TANGIS Karya Khanissa Aghnia Afwa Namaku Ifha Dwi Ashilla, singkatnya Ifha. Aku seorang murid kelas 11 di SMA Negeri Ban...
  • Boneka Beruang dan Sepeda Butut - Cerpen Persahabatan
    BONEKA BERUANG DAN SEPEDA BUTUT Karya   Radifa Farah Putri berjalan lesu sepulang sekolah. Ia sangat tersinggung dengan perkataan Sarah keti...
  • Hantu Kepala Buntung - Cerpen Horor
    HANTU KEPALA BUNTUNG Karya Hafis Ini adalah Cerita tentang Empat Sekawan (Doni, Nita, Ardi dan Lita) yang sedang ingin berlibur. “Ay...
  • Pelangi di Malam Hari - Cerpen Cinta Romantis
    PELANGI DI MALAM HARI Karya Elisabeth Cecilia Setiap nafas yang kurasakan aku selalu merindukan pelangiku, selalu mencari-cari segalanya yan...
  • Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya - Cerpen Motivasi Remaja
    JANGAN MELIIHAT BUKU DARI SAMPULNYA Karya Mahendra Sanjaya Hi.. perkenalkan, namaku Mahendra Sanjaya. Teman-teman biasa memanggilku Jaya. Ak...
  • Hadiah Untuk Mama - Cepren Ibu
    HADIAH UNTUK MAMA Karya Indah Amaliah Mustaufik “5 menit lagi ya Mama”, ya, begitulah yang ku katakan setiap waktu bermainku akan seg...
  • Waiting For Happy Ending - Cerpen Cinta
    WAITING FOR HAPPY ENDING Karya Mutia Hampir 2 jam aku menunggu namun tak ada 1 pun yang melewat dihadapan ku . “hmmm… ntah lah mungkin ...

Info mbahbejo © Kekasih yang Bersembunyi - Cerpen Cinta